Sunan Abu daud kitab solat sesi 149s
٢ - الصلاة » ٤٦١ - في ليلة القدر
2. Shalat » 461. Malam lailatul qadar
-lailatulqadar ليلة القَدَر atau lailatulqadri ليلة القَدْر
-sebab apa di namakan ليلة القدر ?
-malam ketentuan.
-ketentuan rezeki, ajal dan segala perintah yang berlaku sepanjang tahun itu.
-berdasarkan firman Allah
Ad-Dukhan 44:4
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,
Al-Qadr 97:4
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan(perintah)
-pendapat kedua, besarnya kedudukan malam itu.
-pendapat ke 3, orang yang menpunyai darjat yang tinggi atau istimewa jika dapat malam itu.
-yang ke 4,orang yang mendapat malam itu dia akan pahala yang tidak terhingga.
-yang ke 5, malam yang menentukan nasib manusia.
Iaitu malam Allah turunkan alquran dari loh mahfuz kelangit dunia. Quran inilah yang menentukan nasib manusia dalam dunia ini. Orang yang dapat malam itu akan dapat kelebihan kerana alquran ini sangat besar kelebihan atau keistimewaan sehingga sampai bila-bila.
-jika raja dunia bagi anugerah dapatlah apa-apa kelebihan.
-dan ini adalah kelebihan alquran.
-semuanya kelebihan-kelebihan ini ada kaitan dengan alquran.
-Al-Baqarah 2:185 شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
-Ad-Dukhan 44:3إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍۚ
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.
-Malam yang berkat itu
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ
Al-Qadr 97:5
سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ
Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.
-ini semua berkait dengan quran.
Quran telah ada pada kita.
-jika kita pakai alquran beruntunglah lah kita.tolak alquran rugilah kita.
-malam tu dah dapat dan bila ikut quran juga dapat kelebihannya.
- dan nampaklah kaitan dengan kehidupan kita yang sebagai panduan yang bukan digunakan setahun sekali sahaja.
-malam2 yang istimewa:
-yang paling istimewa malam lailatulqadar.
-malam nisfu tiada dalil.
-malam kelahirannya pula tiada kelebihan kepada orang lain secara langsung.
- malam israk miraj ada kaitan dengan umat.
-malam Arafah setahun sekali terutama orang yang duduk ditempat tu.
- malam jumaat
-yang paling istimewa malam lailatulqadar .
- amalan pada malam ini 1000 amalan dibulan yang lain.
- Said bin Musayab kata ,sesiapa yang solat Isyak berjemaah pada malam itu sudah boleh malam qadar pada malam itu walaupun tidak penuh.
Atau yang solat Isyak dan Subuh berjemaah sudah dapat qadar walaupu tidak penuh.
-keistimewaan malam bukan tengahari.
-tengahari ada kelebihan tetapi malam lebih lagi.
- memberi waktu berbeza malam qadar menunjukan ianya berubah-ubah.
-kenapa berubah ? Hanya Allah sahaja yang tahu.
- majoriti malam qadar terletak pada sepuluh akhir.
-hadits suruh cari 10 akhir yang ganjil.
- pendapat 1ada juga yang kata malam itu hanya dizaman Nabi saw sahaja.tak tahu pendapat ini dari mana?
-pendapat ke2, khusus satu tahun sahaja...ini pun tak betul.sebab nabi suruh orang cari bukan sekali banyak tahun
-pendapat ke 3 ,malam qadar khusus untuk umat Muhamad ini sahaja.
- pendapat ke 4, berlaku disepanjang tahun .ini masyhur dikalangan ulamak Hanafi dan sebahagian salaf.
- pendapat ke 5, khusus pada bulan Ramadan tetapi mungkin pada mana-mana malam.
-pendapat yang ke 6, malam tertentu, tetapi yang tertentu itu samar dan tak pasti, contoh malam 27 disisi Allah tetapi tak dijelaskan kepada kita. Hakikatnya tuhan tahu. Bukan berpindah-pindah. Ini pendapat An nasafi.
-pendapat yang ke 7,malam pertama bulan Ramadan oleh Abi Rozin As suhaili assahabi.
- pendapat yang ke 8 ,malam separuh bulan Ramadan. Ini oleh Ibnu Mulaqin.
- pendapat yang ke 9, malam nisfu syabaan . Ini disebut oleh Qurtubi dalam mufhim . Ini tidak betul.
- pendapat ke 10 ,malam ke 17 Ramadan
-pendapat ke 11, malam ke 10 yang ditengah atau kedua bulan Ramadan.
- pendapat ke 12 , malam ke18.
-pendapat ke 13, malam ke 19.
-pendapat ke 14, malam ke yang mula2 dari 10 yang akhir.ini pendapat Syafie.
- pendapat yang ke 15, malam 10 akhir bermula dari 20 atau 21
-pendapat yang ke 16, malam yang ke 22
- pendapat yang ke 17,malam yang ke 23.pendapat ramai sahabat dan tabiin.
- pendapat ke 18, malam ke 24
- pendapat ke 19, malam ke 25.ini pendapat Ibnu Jauzi pendapat Ibnu Bakrah seorang sahabat juga.
-pendapat ke 20, malam ke 26.
-pendapat ke 21, malam ke 27.
- pendapat ke 22, malam ke 28
-ada 40 pendapat.
Minit 37
-paling kuat ialah malam ganjil dan 10 akhir Ramadan.
- jumhur malam ke 27.
Adakah tanda pada malam lailatulqadar?
-cahaya cerah
-bunyi
-doa dimakbulkan
- boleh juga datang dari syaitan.
-sudah tidak mau beribadat selepas itu..
-rahsia Allah.
-doa dimakbulkan pun tidak dapat dipastikan dengan tepat.
-syukur dan minta lagi.
-doa minta orang yang kafir mudah dapat hidayat.
١١٧٠ - حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ وَمُسَدَّدٌ الْمَعْنَى قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ زِرٍّ قَالَ قُلْتُ لِأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَخْبِرْنِي عَنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ فَإِنَّ صَاحِبَنَا سُئِلَ عَنْهَا فَقَالَ مَنْ يَقُمْ الْحَوْلَ يُصِبْهَا فَقَالَ رَحِمَ اللَّهُ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَاللَّهِ لَقَدْ عَلِمَ أَنَّهَا فِي رَمَضَانَ زَادَ مُسَدَّدٌ وَلَكِنْ كَرِهَ أَنْ يَتَّكِلُوا أَوْ أَحَبَّ أَنْ لَا يَتَّكِلُوا ثُمَّ اتَّفَقَا وَاللَّهِ إِنَّهَا لَفِي رَمَضَانَ لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ لَا يَسْتَثْنِي قُلْتُ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَنَّى عَلِمْتَ ذَلِكَ قَالَ بِالْآيَةِ الَّتِي أَخْبَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ لِزِرٍّ مَا الْآيَةُ قَالَ تُصْبِحُ الشَّمْسُ صَبِيحَةَ تِلْكَ اللَّيْلَةِ مِثْلَ الطَّسْتِ لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ حَتَّى تَرْتَفِعَ
1170. Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb dan Musaddad sedangkan maksudnya sama, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari 'Ashim
dari Zirrin dia berkata; aku bertanya kepada Ubay bin Ka'b; "wahai Abu Mundzir, beritahukanlah kepadaku mengenai lailatul qadr!, karena sesungguhnya sahabat kami (Ibnu Mas'ud) pernah di tanya tentang lailatul qadr, lalu dia menjawab; "Barangsiapa melakukan (qiyamullail) setahun penuh, maka ia akan mendapatkannya." Ubay bin Ka'b berkata; "Semoga Allah merahmati Abu Abdurrahman, sungguh dirinya telah mengetahui bahwa lailatul qadr terjadi pada bulan Ramadhan." Musaddad menambahkan; "Tapi beliau tidak senang(suka) jika kalian bergantung pada lailatul qadr -atau- beliau lebih suka jika kalian tidak bergantung pada lailatul qadr. Demi Allah, sesungguhnya lailatul qadr itu terjadi pada bulan Ramadhan yaitu pada tanggal dua puluh tujuh tanpa terkecuali.( dengan tidak istisnad atau kata insyallah)" Tanyaku; "Wahai Abu Mundzir, bagaimana kamu dapat mengetahui hal itu?" dia menjawab; "yaitu dengan tanda-tanda yang pernah di beritahukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." aku berkata kepada Zirr; "Apakah tanda-tandanya?" dia menjawab; "Matahari pada pagi harinya seperti baskom (talam), tidak bercahaya hingga ia meninggi.(naik tinggi sebelumnya tiada sinarnya)"
Hadits 1170
dari Zirrin dia berkata; aku bertanya kepada Ubay bin Ka'b; "wahai Abu Mundzir, beritahukanlah kepadaku mengenai lailatul qadr!, karena sesungguhnya sahabat kami (Ibnu Mas'ud) pernah di tanya tentang lailatul qadr, lalu dia menjawab; "Barangsiapa melakukan (qiyamullail) setahun penuh, maka ia akan mendapatkannya." Ubay bin Ka'b berkata; "Semoga Allah merahmati Abu Abdurrahman, sungguh dirinya telah mengetahui bahwa lailatul qadr terjadi pada bulan Ramadhan."
-atas dasar makna yang umum.
-bila2 pun Allah boleh bagi juga
Musaddad menambahkan; "Tapi beliau tidak senang(suka) jika kalian bergantung pada lailatul qadr -atau- beliau lebih suka jika kalian tidak bergantung pada lailatul qadr. Demi Allah, sesungguhnya lailatul qadr itu terjadi pada bulan Ramadhan yaitu pada tanggal dua puluh tujuh tanpa terkecuali.( dengan tidak istisnad atau kata insyallah)"
-yakin benar pada 27
-ini khusus dizaman Nabi saw yang pernah berlaku.
Tanyaku; "Wahai Abu Mundzir, bagaimana kamu dapat mengetahui hal itu?" dia menjawab; "yaitu dengan tanda-tanda yang pernah di beritahukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." aku berkata kepada Zirr; "Apakah tanda-tandanya?" dia menjawab; "Matahari pada pagi harinya seperti baskom (talam), tidak bercahaya hingga ia meninggi.(naik tinggi sebelumnya tiada sinarnya)"
١١٧١ - حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَفْصِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ السُّلَمِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ عَنْ عَبَّادِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مُسْلِمٍ الزُّهْرِيِّ عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُنَيْسٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كُنْتُ فِي مَجْلِسِ بَنِي سَلَمَةَ وَأَنَا أَصْغَرُهُمْ فَقَالُوا مَنْ يَسْأَلُ لَنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَذَلِكَ صَبِيحَةَ إِحْدَى وَعِشْرِينَ مِنْ رَمَضَانَ فَخَرَجْتُ فَوَافَيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْمَغْرِبِ ثُمَّ قُمْتُ بِبَابِ بَيْتِهِ فَمَرَّ بِي فَقَالَ ادْخُلْ فَدَخَلْتُ فَأُتِيَ بِعَشَائِهِ فَرَآنِي أَكُفُّ عَنْهُ مِنْ قِلَّتِهِ فَلَمَّا فَرَغَ قَالَ نَاوِلْنِي نَعْلِي فَقَامَ وَقُمْتُ مَعَهُ فَقَالَ كَأَنَّ لَكَ حَاجَةً قُلْتُ أَجَلْ أَرْسَلَنِي إِلَيْكَ رَهْطٌ مِنْ بَنِي سَلَمَةَ يَسْأَلُونَكَ عَنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ فَقَالَ كَمْ اللَّيْلَةُ فَقُلْتُ اثْنَتَانِ وَعِشْرُونَ قَالَ هِيَ اللَّيْلَةُ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ أَوْ الْقَابِلَةُ يُرِيدُ لَيْلَةَ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ
1171. Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hafsh bin Abdullah As Sulami telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Thahman dari 'Abbad bin Ishaq dari Muhammad bin Muslim Az Zuhri
dari Dhamrah bin Abdullah bin Unais dari ayahnya dia berkata; "Aku pernah berada di majlisnya Bani Salamah, sementara waktu itu aku lah yang paling muda, mereka berkata; "Siapakah yang akan menanyakan untuk kita kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang lailatul qadr?" pada pagi itu adalah tanggal dua puluh satu Ramadhan, lalu aku keluar, maka aku dapati beliau tengah mengerjakan shalat Maghrib, kemudian aku berdiri di depan pintu rumah beliau, lalu beliau lewat di depanku, beliau bersabda; "Masuklah." Lalu aku pun masuk, saat itu makan malam beliau telah terhidang, maka aku menahan diri karena memang makan malam beliau sangat sedikit. setelah selesai, beliau (nabi saw)bersabda: "Tolong ambilkan sandalku!." Lalu beliau berdiri dan aku pun berdiri bersama beliau, beliau bersabda: "Sepertinya kamu mempunyai keperluan?" jawabku; "Ya benar, beberapa pemuda dari Bani Salamah mengutusku untuk menyakan lailatul qadr kepada anda." Beliau bertanya; "Tanggal berapakah malam ini?" jawabku; "Malam ke dua puluh dua." Beliau bersabda: "Pada malam inilah lailatul qadr terjadi." Kemudian beliau kembali dan bersabda: "atau malam berikutnya." Yang beliau maksudkan adalah malam ke dua puluh tiga."
Hadits 1171
dari Dhamrah bin Abdullah bin Unais dari ayahnya dia berkata; "Aku pernah berada di majlisnya Bani Salamah, sementara waktu itu aku lah yang paling muda, mereka berkata; "Siapakah yang akan menanyakan untuk kita kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang lailatul qadr?" pada pagi itu adalah tanggal dua puluh satu Ramadhan, lalu aku keluar, maka aku dapati beliau tengah mengerjakan shalat Maghrib, kemudian aku berdiri di depan pintu rumah beliau, lalu beliau lewat di depanku, beliau bersabda; "Masuklah." Lalu aku pun masuk, saat itu makan malam beliau telah terhidang, maka aku menahan diri karena memang makan malam beliau sangat sedikit.
-dia tengok sahaja.
setelah selesai, beliau (nabi saw)bersabda: "Tolong ambilkan sandalku!." Lalu beliau berdiri dan aku pun berdiri bersama beliau, beliau bersabda: "Sepertinya kamu mempunyai keperluan(ada hajat ke?)?"
-nabi saw tanya setelah beberapa ketika.
Minit 51
jawabku; "Ya benar, beberapa pemuda dari Bani Salamah mengutusku untuk menyakan lailatul qadr kepada anda." Beliau bertanya; "Tanggal berapakah malam ini?" jawabku; "Malam ke dua puluh dua." Beliau bersabda: "Pada malam inilah lailatul qadr terjadi."
Kemudian beliau kembali dan bersabda: "atau malam berikutnya." Yang beliau maksudkan adalah malam ke dua puluh tiga."
-bergantung kepada keadaan bulan
-pendapat malam ke 23.
-malam qadar juga berpindah-pindah atau berubah-ubah.
١١٧٢ - حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ ابْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُنَيْسٍ الْجُهَنِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي بَادِيَةً أَكُونُ فِيهَا وَأَنَا أُصَلِّي فِيهَا بِحَمْدِ اللَّهِ فَمُرْنِي بِلَيْلَةٍ أَنْزِلُهَا إِلَى هَذَا الْمَسْجِدِ فَقَالَ انْزِلْ لَيْلَةَ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ فَقُلْتُ لِابْنِهِ كَيْفَ كَانَ أَبُوكَ يَصْنَعُ قَالَ كَانَ يَدْخُلُ الْمَسْجِدَ إِذَا صَلَّى الْعَصْرَ فَلَا يَخْرُجُ مِنْهُ لِحَاجَةٍ حَتَّى يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فَإِذَا صَلَّى الصُّبْحَ وَجَدَ دَابَّتَهُ عَلَى بَابِ الْمَسْجِدِ فَجَلَسَ عَلَيْهَا فَلَحِقَ بِبَادِيَتِهِ
1172. Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami Zuhair telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ishaq telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ibrahim
dari Ibnu Abdullah bin Unais Al Juhani dari ayahnya berkata; saya berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya saya memiliki perkampungan(padang pasir) yang aku tinggal di sana dan alhamdulillah aku dapat melaksanakan shalat di dalamnya, maka perintahkanlah kepadaku satu malam sehingga pada malam itu aku dapat tinggal di masjid ini, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tinggallah pada malam ke dua puluh tiga". (perawi berkata) Kemudian aku bertanya kepada anaknya (Ibnu Abdullah bin Unais): "bagaimana bapakmu melakukannya?" dia menjawab: "Bapakku masuk ke Masjid jika hendak shalat asar, dan dia tidak keluar untuk memenuhi hajatnya sampai dia shalat shubuh, apabila ia selesai shalat shubuh dia menghampiri kendaraannya (binatang nya)di depan pintu masjid, kemudian ia menaikinya dan kembali ke perkampungannya.
Hadits 1172
dari Ibnu Abdullah bin Unais Al Juhani dari ayahnya berkata; saya berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya saya memiliki perkampungan(padang pasir) yang aku tinggal di sana dan alhamdulillah aku dapat melaksanakan shalat di dalamnya, maka perintahkanlah kepadaku satu malam sehingga pada malam itu aku dapat tinggal di masjid ini, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tinggallah pada malam ke dua puluh tiga".
-ini dalil malam 23.
(perawi berkata) Kemudian aku bertanya kepada anaknya (Ibnu Abdullah bin Unais): "bagaimana bapakmu melakukannya?" dia menjawab: "Bapakku masuk ke Masjid jika hendak shalat asar, dan dia tidak keluar untuk memenuhi hajatnya sampai dia shalat shubuh, apabila ia selesai shalat shubuh dia menghampiri kendaraannya (binatang nya)di depan pintu masjid, kemudian ia menaikinya dan kembali ke perkampungannya.
١١٧٣ - حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فِي تَاسِعَةٍ تَبْقَى وَفِي سَابِعَةٍ تَبْقَى وَفِي خَامِسَةٍ تَبْقَى
1173. Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah mengabarkan kepada kami Ayyub dari 'Ikrimah
dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Carilah lailatul qadar pada sepuluh terakhir bulan Ramadlan, sembilan tersisa, tujuh tersisa atau lima tersisa."
Hadits 1173
dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Carilah lailatul qadar pada sepuluh terakhir bulan Ramadlan, sembilan tersisa, tujuh tersisa atau lima tersisa."
-ini ambil kira jika bulan 29.
٢ - الصلاة » ٤٦٢ - فيمن قال ليلة إحدى وعشرين
2. Shalat » 462. Pendapat yang mengatakan "Malam ke dua puluh satu"
١١٧٤ - حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْهَادِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوْسَطَ مِنْ رَمَضَانَ فَاعْتَكَفَ عَامًا حَتَّى إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ إِحْدَى وَعِشْرِينَ وَهِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي يَخْرُجُ فِيهَا مِنْ اعْتِكَافِهِ قَالَ مَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَعْتَكِفْ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ وَقَدْ رَأَيْتُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ ثُمَّ أُنْسِيتُهَا وَقْدَ رَأَيْتُنِي أَسْجُدُ مِنْ صَبِيحَتِهَا فِي مَاءٍ وَطِينٍ فَالْتَمِسُوهَا فِي كُلِّ وِتْرٍ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ فَمَطَرَتْ السَّمَاءُ مِنْ تِلْكَ اللَّيْلَةِ وَكَانَ الْمَسْجِدُ عَلَى عَرِيشٍ فَوَكَفَ الْمَسْجِدُ فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ فَأَبْصَرَتْ عَيْنَايَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى جَبْهَتِهِ وَأَنْفِهِ أَثَرُ الْمَاءِ وَالطِّينِ مِنْ صَبِيحَةِ إِحْدَى وَعِشْرِينَ
1174. Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari Malik dari Yazid bin Abdullah bin Al Had dari Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At Taimi dari Abu Salamah bin Abdurrahman
dari Abu Sa'id Al Khudri dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memulai beri'tikaf pada sepuluh kedua pada bulan Ramadan(tengah Ramadan). Beliau beri'tikaf pada tahun itu, hingga ketika tiba malam kedua puluh satu, yaitu hari ketika beliau keluar dari I'tikafnya, beliau bersabda: 'Barangsiapa ingin melaksanakan I'tikaf bersamaku, hendaklah dia mengerjakannya pada sepuluh hari yang terakhir ini. Aku telah melihat dalam mimpiku, namun aku lupa(dilupakan). Aku mimpi pada waktu paginya aku bersujud(pada pagi malam qadar) pada air dan tanah. Carilah lailatul qadar pada malam yang ganjil. ' Abu Sa'id berkata; "Pada malam itu terjadi hujan, dan saat itu masjidnya laksana bangsal (beratapkan daun tamar)untuk berteduh dan bocor, " Abu Sa'id menambahkan; "Dengan kedua mataku, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi, sementara pada dahi dan hidungnya ada bekas(kesan) tanah dan air. Itu terjadi pada pagi hari malam ke dua puluh satu."
Hadits 1174
dari Abu Sa'id Al Khudri dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memulai beri'tikaf pada sepuluh kedua pada bulan Ramadan(tengah Ramadan). Beliau beri'tikaf pada tahun itu, hingga ketika tiba malam kedua puluh satu, yaitu hari ketika beliau keluar dari I'tikafnya, beliau bersabda: 'Barangsiapa ingin melaksanakan I'tikaf bersamaku, hendaklah dia mengerjakannya pada sepuluh hari yang terakhir ini. Aku telah melihat dalam mimpiku, namun aku lupa(dilupakan).
-yang tepat terlupa.
Aku mimpi pada waktu paginya aku bersujud(pada pagi malam qadar) pada air dan tanah.
-nabi saw royat.
Carilah lailatul qadar pada malam yang ganjil. ' Abu Sa'id berkata; "Pada malam itu terjadi hujan, dan saat itu masjidnya laksana bangsal (beratapkan daun tamar)untuk berteduh dan bocor,
-masjid tiris.
" Abu Sa'id menambahkan; "Dengan kedua mataku, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi, sementara pada dahi dan hidungnya ada bekas(kesan) tanah dan air. Itu terjadi pada pagi hari malam ke dua puluh satu."
-disini malam 21
-kira2 malam qadar tahun itu malam 21.
-malam dalam bulan Islam bermula malam.
١١٧٥ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى أَخْبَرَنَا سَعِيدٌ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَالْتَمِسُوهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ قَالَ قُلْتُ يَا أَبَا سَعِيدٍ إِنَّكُمْ أَعْلَمُ بِالْعَدَدِ مِنَّا قَالَ أَجَلْ قُلْتُ مَا التَّاسِعَةُ وَالسَّابِعَةُ وَالْخَامِسَةُ قَالَ إِذَا مَضَتْ وَاحِدَةٌ وَعِشْرُونَ فَالَّتِي تَلِيهَا التَّاسِعَةُ وَإِذَا مَضَى ثَلَاثٌ وَعِشْرُونَ فَالَّتِي تَلِيهَا السَّابِعَةُ وَإِذَا مَضَى خَمْسٌ وَعِشْرُونَ فَالَّتِي تَلِيهَا الْخَامِسَةُ قَالَ أَبُو دَاوُد لَا أَدْرِي أَخَفِيَ عَلَيَّ مِنْهُ شَيْءٌ أَمْ لَا
1175. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abdul A'laa telah mengabarkan kepada kami Sa'id dari Abu Nadlrah
dari Abu Sa'id Al Khudri dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Carilah (Laiatul Qadr) pada sepuluh malam yang terakhir bulan ramadhan, dan carilah pada malam sembilan, ketujuh dan kelima." Abu Nadlrah berkata; tanyaku; "Wahai Abu Sa'id, sesungguhnya kamu lebih mengetahui bilangan tersebut daripada kami." Dia menjawab; "ya, betul." Tanyaku selanjutnya; "apakah maksud malam kesembilan, ketujuh dan kelima?" dia menjawab; "Jika malam kedua puluh satu telah berlalu, maka berikutnya(yang mengiringinya) tinggal sembilan, jika malam ketiga puluh satu telah berlalu, maka malam berikutnya tinggal tinggal tujuh, jika malam kedua puluh lima telah berlalu, maka malam berikutnya tinggal lima." Abu Daud berkata; "Apakah dia (Perawi) menyembunyikan sesuatu dariku apakah tidak."
Hadits 1175
dari Abu Sa'id Al Khudri dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Carilah (Laiatul Qadr) pada sepuluh malam yang terakhir bulan ramadhan, dan carilah pada malam sembilan, ketujuh dan kelima." Abu Nadlrah berkata; tanyaku; "Wahai Abu Sa'id, sesungguhnya kamu lebih mengetahui bilangan tersebut daripada kami." Dia menjawab; "ya, betul." Tanyaku selanjutnya; "apakah maksud malam kesembilan, ketujuh dan kelima?" dia menjawab; "Jika malam kedua puluh satu telah berlalu, maka berikutnya(yang mengiringinya) tinggal sembilan, jika malam ketiga puluh satu telah berlalu, maka malam berikutnya tinggal tinggal tujuh, jika malam kedua puluh lima telah berlalu, maka malam berikutnya tinggal lima."
-ada macam2
Abu Daud berkata; "Apakah dia (Perawi) menyembunyikan sesuatu dariku apakah tidak."
- tidak jelas kerana perawi dalam sanad ini.
٢ - الصلاة » ٤٦٣ - من روى أنها ليلة سبع عشرة
2. Shalat » 463. Pendapat yang mengatakan "Malam ke tujuh belas"
١١٧٦ - حَدَّثَنَا حَكِيمُ بْنُ سَيْفٍ الرَّقِّيُّ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ عَمْرٍو عَنْ زَيْدٍ يَعْنِي ابْنَ أَبِي أُنَيْسَةَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اطْلُبُوهَا لَيْلَةَ سَبْعَ عَشْرَةَ مِنْ رَمَضَانَ وَلَيْلَةَ إِحْدَى وَعِشْرِينَ وَلَيْلَةَ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ ثُمَّ سَكَتَ
1176. Telah menceritakan kepada kami Hakim bin Saif Ar Raqi telah mengabarkan kepada kami 'Ubaidullah yaitu Ibnu 'Amru dari Zaid yaitu Ibnu Abu Unaisah dari Abu Ishaq dari Abdurrahman bin Al Aswad dari ayahnya
dari Ibnu Mas'ud dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami; "Carilah (lailatul Qadar) pada malam ke tujuh belas bulan Ramadhan dan malam kedua puluh satu dan malam kedua puluh tiga." Kemudian beliau diam."
Hadits 1176
dari Ibnu Mas'ud dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami; "Carilah (lailatul Qadar) pada malam ke tujuh belas bulan Ramadhan dan malam kedua puluh satu dan malam kedua puluh tiga." Kemudian beliau diam."
- boleh jadi pada tahun tertentu.
٢ - الصلاة » ٤٦٤ - من روى في السبع الأواخر
2. Shalat » 464. Pendapat yang mengatakan "Tujuh hari terakhir"
١١٧٧ - حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ
1177. Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Carilah malam lailatul qadr di tujuh malam terakhir (bulan Ramadhan)."
٢ - الصلاة » ٤٦٥ - من قال سبع وعشرون
2. Shalat » 465. Pendapat yang mengatakan "Dua puluh tujuh"
١١٧٨ - حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّهُ سَمِعَ مُطَرِّفًا عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ قَالَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
1178. Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz telah menceritakan kepada kami ayahku telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Qatadah bahwa dia mendengar Muttharif
dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai lailatul qadr, beliau bersabda: "Lailatul qadr adalah malam ke dua puluh tujuh."
-ini yang kebanyakan ulamak pegang.
٢ - الصلاة » ٤٦٦ - من قال هي في كل رمضان
2. Shalat » 466. Pendapat yang mengatakan "Terjadi pada setiap(sepanjang) ramadan"
-mafhumnya yakni pada setiap Ramadan.
-satu lagi mafhum disepanjang Ramadan dari 1, 2 atau seterusnya.
١١٧٩ - حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ زَنْجُوَيْهِ النَّسَائِيُّ أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَسْمَعُ عَنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ فَقَالَ هِيَ فِي كُلِّ رَمَضَانَ قَالَ أَبُو دَاوُد رَوَاهُ سُفْيَانُ وَشُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ مَوْقُوفًا عَلَى ابْنِ عُمَرَ لَمْ يَرْفَعَاهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
1179. Telah menceritakan kepada kami Humaid bin Zanjuwaih An Nasa`i telah mengabarkan kepada kami Sa'id bin Abu Maryam telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far bin Abu Katsir telah mengabarkan kepada kami Musa bin 'Uqbah dari Abu Ishaq dari Sa'id bin Jubair
dari Abdullah bin Umar dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah di tanya, dan aku mendengar mengenai lailatul qadr, beliau bersabda: "lailatul qadr terjadi setiap bulan Ramadhan (atau lailaturqadar disepanjang Ramadan)." Abu Daud berkata; di riwayatkan pula oleh Sufyan dan Syu'bah dari Abu Ishaq secara mauquf sampai Ibnu Umar, dan dia tidak merafa'kan(marfuk) sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."
-ini kesimpulannya ,yang mana semua boleh jadi dan setiap Ramadan sepanjang zaman. Ini kelebihan untuk umat ini.
- jika pun hanya katalah Ibnu Umar sahaja yang kata pun kita kena faham maukuf hadits ini orang panggil maukuf fi huk mi marfuk. Kerana sesaorang sahabat tidak akan mengeluarkan pendapat dia sendiri .ini termasuk perkara yang tidak ruang untuk digunakan untuk fikiran. Mesti kena dengar daripada Nabi saw seperti juga tentang dosa atau pahala sekian banyak.
-jika ada sahabat kata dan jika riwayat itu sahih kita akan
kata riwayat ini maukuf fi huk mi marfuk.yakni sahabat ini mesti dengar dari nabi .
-itu jika maukuf dan jika marfuk lagilah tiada masalah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan