Sahih muslim kitab haji sesi 25(syarahan)
١٦ - الحج » ٦١٥ - بيان أن السعي بين الصفا والمروة ركن لا يصح الحج
16. Haji » 615. (Bab keterangan)Sai antara Shofa dan Marwah adalah rukun yang haji tidak akan sah tanpanya
باب بَيَانِ أَنَّ السَّعْيَ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ رُكْنٌ لاَ يَصِحُّ الْحَجُّ إِلاَّ بِهِ:
٢٢٣٩ - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَ قُلْتُ لَهَا إِنِّي لَأَظُنُّ رَجُلًا لَوْ لَمْ يَطُفْ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ مَا ضَرَّهُ قَالَتْ لِمَ قُلْتُ لِأَنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ فَقَالَتْ مَا أَتَمَّ اللَّهُ حَجَّ امْرِئٍ وَلَا عُمْرَتَهُ لَمْ يَطُفْ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَلَوْ كَانَ كَمَا تَقُولُ لَكَانَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ 👈لَا يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَهَلْ تَدْرِي فِيمَا كَانَ ذَاكَ إِنَّمَا كَانَ ذَاكَ أَنَّ الْأَنْصَارَ كَانُوا يُهِلُّونَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ لِصَنَمَيْنِ عَلَى شَطِّ الْبَحْرِ يُقَالُ لَهُمَا إِسَافٌ وَنَائِلَةُ ثُمَّ يَجِيئُونَ فَيَطُوفُونَ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ ثُمَّ يَحْلِقُونَ فَلَمَّا جَاءَ الْإِسْلَامُ كَرِهُوا أَنْ يَطُوفُوا بَيْنَهُمَا لِلَّذِي كَانُوا يَصْنَعُونَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ قَالَتْ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ } إِلَى آخِرِهَا قَالَتْ فَطَافُوا
2239. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari Aisyah radliallahu 'anha. Urwah berkata; Aku berkata kepada Aisyah, "Aku berpendapat, jika seseorang tidak sa'i antara Shafa dan Marwah tidak membatalkan hajinya." Tanya Aisyah, "Apa alasanmu?" Aku menjawab, "Yaitu firman Allah yang berbunyi: 'Sesungguhnya Shafa dan Marwa merupakan sebagian dari syi'ar-syi'ar agama Allah….'" (Al Baqarah: 158), Aisyah berkata, "Tidak sempurna haji dan umrah seseorang tanpa sa'i dan antara Shafa dan Marwa. Kalau benar apa yang kamu katakan, tentu firman Allah itu seharusnya berbunyi: 'Tidaklah berdosa orang yang tidak sa'i antara keduanya.' Tahukah kamu apa sebabnya? Sebabnya ialah; Di zaman Jahiliyah orang-orang Anshar menyembah(melaungkan ihlal untuk ) dua berhala yang terletak di tepi pantai, yaitu berhala yang disebut👉 Isaf dan Nailah. Sesudah mereka mendatangi kedua berhala tersebut, mereka sa'i(tawaf) antara Shafa dan Marwa dan sesudah itu, mereka bercukur. Setelah Islam datang, mereka enggan Sa'i (tawaf)antara keduanya, karena mereka tidak ingin mengingat perbuatan mereka semasa jahiliyah. Kemudian Allah menurunkan ayat: 'Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah sebagian dari syi'ar agama Allah….' (Al Baqarah: 158), Maka sejak itulah mereka(bertawaf) sa'i antara keduanya."
Minit 2:55
٢٢٤٠ - و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ أَخْبَرَنِي أَبِي قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ مَا أَرَى عَلَيَّ جُنَاحًا أَنْ لَا أَتَطَوَّفَ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ قَالَتْ لِمَ قُلْتُ لِأَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ } الْآيَةَ فَقَالَتْ لَوْ كَانَ كَمَا تَقُولُ لَكَانَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ لَا يَطَّوَّفَ بِهِمَا إِنَّمَا أُنْزِلَ هَذَا فِي أُنَاسٍ مِنْ الْأَنْصَارِ كَانُوا إِذَا أَهَلُّوا أَهَلُّوا لِمَنَاةَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَلَا يَحِلُّ لَهُمْ أَنْ يَطَّوَّفُوا بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ فَلَمَّا قَدِمُوا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْحَجِّ ذَكَرُوا ذَلِكَ لَهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى هَذِهِ الْآيَةَ فَلَعَمْرِي مَا أَتَمَّ اللَّهُ حَجَّ مَنْ لَمْ يَطُفْ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ
2240. Dan Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Urwah telah mengabarkan kepadaku bapakku ia berkata, saya pernah berkata kepada Aisyah, "Menurutku(saya fikir), aku tidak berdosa bila tidak melakukan Sa'i antara Shafa dan Marwa." Aisyah bertanya, "Kenapa?" Aku menjawab, "Sebab Allah 'azza wajalla telah berfirman: 'Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah sebagian dari syi'ar agama Allah….'" (Al Baqarah:158) Aisyah berkata, "Sekiranya benar apa yang kamu katakan, maka seharus ayat itu berbunyi: 'Tidaklah berdosa orang yang tidak sa'i antara keduanya.'" Aisyah melanjutkan, "Sesungguhnya ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Anshar. Dulu ketika ihram(ihlal), mereka ihram (ihlal)untuk Manat (sebuah batu besar berada di Qadid pada masa jahiliyah), dan mereka tidak tahallul( tidak halal), hingga mereka Sa'i antara Shafa dan Marwah. Maka ketika mereka datang untuk menunaikan haji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka pun teringat akan masa lalu, sehingga Allah pun menurunkan ayat ini. Karena itu, Allah tidak akan menyempurnakan haji seseorang yang tidak Sa'i antara Shafa dan Marwa."
Minit4
٢٢٤١ - حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ قَالَ ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَرَى عَلَى أَحَدٍ لَمْ يَطُفْ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ شَيْئًا وَمَا أُبَالِي أَنْ لَا أَطُوفَ بَيْنَهُمَا قَالَتْ بِئْسَ مَا قُلْتَ يَا ابْنَ أُخْتِي طَافَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَطَافَ الْمُسْلِمُونَ فَكَانَتْ سُنَّةً وَإِنَّمَا كَانَ مَنْ أَهَلَّ لِمَنَاةَ الطَّاغِيَةِ الَّتِي بِالْمُشَلَّلِ لَا يَطُوفُونَ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ فَلَمَّا كَانَ الْإِسْلَامُ سَأَلْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوْ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا } وَلَوْ كَانَتْ كَمَا تَقُولُ لَكَانَتْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ لَا يَطَّوَّفَ بِهِمَا قَالَ الزُّهْرِيُّ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِأَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ فَأَعْجَبَهُ ذَلِكَ وَقَالَ إِنَّ هَذَا الْعِلْمُ وَلَقَدْ سَمِعْتُ رِجَالًا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ يَقُولُونَ إِنَّمَا كَانَ مَنْ لَا يَطُوفُ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ مِنْ الْعَرَبِ يَقُولُونَ إِنَّ طَوَافَنَا بَيْنَ هَذَيْنِ الْحَجَرَيْنِ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ و قَالَ آخَرُونَ مِنْ الْأَنْصَارِ إِنَّمَا أُمِرْنَا بِالطَّوَافِ بِالْبَيْتِ وَلَمْ نُؤْمَرْ بِهِ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ } قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ فَأُرَاهَا قَدْ نَزَلَتْ فِي هَؤُلَاءِ وَهَؤُلَاءِ و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا حُجَيْنُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّهُ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِنَحْوِهِ وَقَالَ فِي الْحَدِيثِ فَلَمَّا سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا نَتَحَرَّجُ أَنْ نَطُوفَ بِالصَّفَا وَالْمَرْوَةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوْ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا } قَالَتْ عَائِشَةُ قَدْ سَنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّوَافَ بَيْنَهُمَا فَلَيْسَ لِأَحَدٍ أَنْ يَتْرُكَ الطَّوَافَ بِهِمَا
2241. Telah menceritakan kepada kami Amru An Naqid dan Ibnu Abu Umar semuanya dari Ibnu Uyainah - Ibnu Abu Umar berkata- Telah menceritakan kepada kami Sufyan ia berkata, saya mendengar Az Zuhri menceritakan dari Urwah bin Zubair ia berkata; Aku berkata kepada Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Aku bependapat(fikir), tidaklah membatalkan(tidak ada apa kesalahan), jika seseorang tidak sa'i antara Shafa dan Marwa. Dan aku sendiri tidak peduli(kisah) untuk tidak sa'i antara keduanya." Maka Aisyah pun berkata, "Pendapatmu itu salah. Wahai anak saudara perempuanku! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kaum muslimin semuanya melakukan sa'i(tawaf) antara Shafa dan Marwa. Dan yang demikian itu adalah sunnah(suatu ketetapan sebab ayat ini turun). Dahulu, para penyembah berhala Manat yang berada di Musyallal, mereka memang tidak sa'i antara Shafa dan Marwa. Maka ketika Islam datang, hal itu kami tanyakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Allah 'azza wajalla pun menurunkan ayat: 'Sesungguhnya Shafa dan Marwa termasuk lambang-lambang kebesaran Agama Allah. Maka siapa yang haji ke Baitillah, atau umrah, tidaklah berdosa mereka sa'i antara keduanya.'(Al Baqarah: 158). Sekiranya benar apa yang kamu katakan, maka seharus ayat itu berbunyi: 'Tidaklah berdosa orang yang tidak sa'i(tawaf) antara keduanya.' Az Zuhri berkata; Kemudian saya menuturkan hal kepada Abu Bakr bin Abdurrahman bin Harits bin Hisyam, lalu ia pun merasa ta'ajub(kagum dengan tafsiran Aisyah) seraya berkata, "Sungguh, ini benar-benar merupakan ilmu(yg sebenar2nya). (Sesungguhnya)Saya telah mendengar seorang(beberapa) ahli ilmu yang mengatakan bahwa; Orang-orang(arab) yang tidak Sa'i(bertawaf) antara Shafa dan Marwa adalah orang-orang Arab, mereka berkata, 'Sesungguhnya thawaf kita antara kedua batu(berhala) ini termasuk perbuatan (perkara/ajaran) jahiliyah.' Sementara orang-orang Anshar mengatakan, 'Kita hanya diperintahkan untuk melakukan thawaf di Baitullah, dan tidak diperintahkan sa'i antara Shafa dan Marwa.' Maka Allah pun menurunkan ayat: 'Sesungguhnya Shafa dan Marwa termasuk lambang-lambang kebesaran Agama Allah.' "
👉Abu Bakr bin Abdurrahman berkata; Maka aku telah diberitahu(fikir), bahwa ayat itu turun kepada kelompok ini(mereka itu semua) dan itu(golongan yg kedua).
Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi' Telah menceritakan kepada kami Hujain bin Al Mutsanna Telah menceritakan kepada kami Laits dari Uqail dari Ibnu Syihab bahwa ia berkata, telah mengabarkan kepadaku Urwah bin Zubair ia berkata; "Aku bertanya kepada Aisyah …" Ia pun menyebutkan hadits yang semisalnya. Kemudian ia menyebutkan di dalam hadits itu; Ketika mereka(sahabat2) menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata, "Wahai Rasulullah, kami merasa berdosa (keberatan)bila melakukan sa'i antara Shafa dan Marwa." Lalu Allah 'azza wajalla pun menurunkan ayat: "Sesungguhnya Shafa dan Marwa termasuk lambang-lambang kebesaran Agama Allah. Maka siapa yang haji ke Bait, atau umrah, tidaklah berdosa mereka sa'i antara keduanya." (Al Baqarah: 158). Aisyah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memasukkannya (telah menentukan)sebagai perbuatan sunnah(tawaf dan sai), maka tidak seorang pun yang boleh meninggalkan Sa'i(tawaf) antara keduanya."
👉Abu Bakr bin Abdurrahman berkata; Maka aku telah diberitahu(fikir), bahwa ayat itu turun kepada kelompok ini(mereka itu semua) dan itu(golongan yg kedua).
Abu Bakr bin Abdurrahman
٢٢٤٢ - و حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ الْأَنْصَارَ كَانُوا قَبْلَ أَنْ يُسْلِمُوا هُمْ وَغَسَّانُ يُهِلُّونَ لِمَنَاةَ فَتَحَرَّجُوا أَنْ يَطُوفُوا بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَكَانَ ذَلِكَ سُنَّةً فِي آبَائِهِمْ مَنْ أَحْرَمَ لِمَنَاةَ لَمْ يَطُفْ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَإِنَّهُمْ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ حِينَ أَسْلَمُوا فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي ذَلِكَ { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوْ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ }
2242. Dan Telah menceritakan kepada kami Harmalah bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari Urwah bin Zubair bahwa Aisyah telah mengabarkan (menceritakan)kepadanya bahwasanya; Dahulu orang-orang Anshar sebelum memeluk Islam, mereka dan Bani Ghassan menyembah(ihlal haji untuk) berhala Manat, sehingga(maka) mereka merasa berdosa untuk thawaf antara Shafa dan Marwa.(Sedangksn) Hal itu telah menjadi kebiasaan(ketetapan) nenek moyang mereka, (iaitu)bahwa siapa yang ihram untuk Manat, maka ia tidak boleh thawaf antara Shafa dan Marwa. Dan saat mereka masuk Islam, mereka pun menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Allah 'azza wajalla menurunkan ayat mengenai hal itu: "Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui."
٢٢٤٣ - و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَتْ الْأَنْصَارُ يَكْرَهُونَ أَنْ يَطُوفُوا بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ حَتَّى نَزَلَتْ { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوْ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا }
2243. Dan Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Ashim dari Anas ia berkata; Dulu kaum Anshar tidak mau melaksanakan thawaf (sa'i) antara shafa dan marwa hingga turunlah ayat; "Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya."
Minit 10
Ini berkenaan sai antara safar dan marwah dan apakah hukumnya.
Ulamak kata sekurang2nya wajib.
Dalam bab ini juga dijelaskan tentang firman Allah taala yg telah mengelirukan seorang alim besar iatu Urwah bin Azzubair.
Menunjukan alquran itu walaupun mudah kena mengaji.
Al-Qamar 54:22
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
Urwah bin Azzubair seorang alim besar pun keliru.
Tidak sah tanpa sai ini.
Pendapat Malik ,Syafie,Abu Daud dll.
Ada kata sunat iaitu Atho' tabiin besar,Imam Ahmad(ada 3 pendapat)
Dalil jumhur ulamak hadis ini(2243).
Sai hanyalah sekali yg dimasyruk.
Afdal selepas tawaf qudum.
Harus dilakukan selepas tawaf ifadah.
Minit 16
Tafsiran Aisyah berkait dengan Urwah ini.
Urwah berpendapat tak mengapa tak tawaf antara Safar dan Marwah.
Cara imam muslim menerangkan dimana menjadi semakin jelas pada akhirnya.
Minit 20
Jika seperti yg Urwah faham ayatnya jadi seperti ini
فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ 👈لَا يَطَّوَّفَ بِهِمَا
(tentu firman Allah itu seharusnya berbunyi:)
Tidaklah berdosa orang yang tidak sa'i antara keduanya.'
Puak2 Ansar ihlal untuk manaf dan setelah Islam sudah tidak boleh.
Puak2 Mekah sembah Isaf dan Nailah maka mereka keberatan seolah2 sama seperti semasa mereka jahiliyah.
Jadi alquran bagi tau mereka tidak mengapa atau menjadi kesalahan kalau nak tawaf .
Maka Urwah faham itu kalu nak tawaf.maka sai itu harus sahaja.
Beberapa perkara:
1.Aisyah tegur Urwah.
Tidaklah berdosa orang yang tidak sa'i antara keduanya.'
-Nafi dosa kalu buat, tidak memberi erti harus.sebab ianya boleh memberi erti yg lebih luas,boleh jadi harus,boleh jadi wajib atau boleh jadi sunat.ini perbahasan dalam kitab usul.
-Aisyah bagi tau atau kata ,baru memberi erti harus kalu nafi dosa drp tidak melakukan kerana meningggalkannya.
-kalu kata tidak berdosa kalu tidak buat baru memberi makna harus.iaitu nafi itu a la tarkh.tapi nafi nefyu ismi ala takrif itu tidak memberi makna harus.boleh jadi ai memberi makna wajib,boleh jadi ia memberi makna harus ,boleh jadi memberi makna makruh.
-Kalu sekadar tu tak tentu lagi.
-Tentukan wajib itu berdasarkan dalil yg lain.
Kalu hanya nafi dosa kalu buatفَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا
Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya.ini boleh luas lagi makna.
- dalil lain ada iaitu nabi saw buat haji dan umrah akan mesti sai .dan dia kata khuzu'ni ma na si ka kum ambilah haji dari ku.
Yg ke2,dalil ,iaitu nabi telah menentukannya.
Lagi dalil riwayat oleh imam syafie,imam Ahmad,daruqutni,iaitu ber sai lah kamu..Allah telah mewajibkan keatas kamu bersai.
Jawapan ke2.
Allah kata begitu ada latarbelakang,
Sebab puak2 tu duk rasa berdosa buat sai tu.
Jadi ayat quran ini jawapan kepada anggapan mereka yg rasa bersalah bila bersai.
Contoh ..seorang tinggal solat zohor pah solat selepas asar.kita kata tidak mengapa kamu solat masa ini,
Kita kata tidak salah bukan bermakna solat zohor tu tidak wajib.tetapi kata2 itu sebab dia rasa bersalah sebab tak solat zohor pada waktunya.
Minit 34
Sebab dia rasa bersalah dan nak menghilangkan kemusykilan mereka.
Bukan nak bg tau sai itu sunat atau harus atau boleh jadi belaka,tetapi itu latarbelakang .
Kalu nafi dosa dan tidak melakukan baru bermakna harus.
Latarbelakang nak menghilangkan kemusykilan.
Ada ayat quran yg tidak ada latarbelakang kita boleh faham.
Tetapi ada yg mesti faham latarbelakang seperti ayat ini
Contoh ayat yg perlukan latarbelakang..
Jika pakai zahir ayat..
Hadap timur atau barat...hak allah,semua ikut perintah Allah..orang lain tiada hak.
Yg sahabat keliru...adakah asal beriman boleh makan apa saja?tidak berdosa?
Sahabat2 yg dah mati dulu pula macam mana?
Tidak sebab semasa itu tiada lagi ketika hidupnya ..itulah latarbelakangnya.
Macam hukum baru yg mengharamkan arak.
Pada masa arak belum diharamkan lagi..itu adalah latarbelakangnya.
Jika belajar eluk selesai...tiada masalah.
Jgn solat ketika mabuk.Boleh minum arak asalkan masa nak solat shj tidak mabuk?
Latarbelakang nya?
Larangan arak secara berperingkat2.ini bukan mengenai kita yg hukum ini telah jelas.
Haji...bila selesai haji kamu jangan duduk sebut nenekmoyang?
Macam mana?
Hadis jelas beritahu orang kafir selepas haji mereka duduk di Muzdalifah dan masing2 sebut kelebihan nenek moyang
Allah larang mereka .
Bg yg pakai quran sahaja:
Minit 50
1.Paling baik(dasar baik sangka) anggap dia belajar dengan cara tidak betul jadi dia tak tahu.
2.Atau dia mempunyai niat atau maksud yg tidak baik untuk Islam.kira nak kucar kacirkan orang Islam.
Pada hal pakai quran dan hadis baru bersatu.
3.Dia ada pakatan dengan musuh Islam.
Lagi berat.
Hadis2 sudut yg praktikal.senang.
Quran tiori.
Dan sangat bahaya tidak panduan kaifiyat yg berdasarkan hadis bila tolak hadis.
Maka jadilah agama Islam agama yg tak lengkap la bila tiada hadis.
Minit 54.
Sedang Islam agama yg lengkap tiori dan praktikal panduan yg lengkap.
Hujjah quran itu sendiri boleh menolak pendapat menolak hadis atau menerima quran sahaja.
Puak ni juga tolak mikraj.
Minit 58
Sidralmuntaha dekatnya ada syurga...apa makna?
Antihadis adalah ajaran sesat.
Ada yg tolak hadis sebab bercanggah dengan aqal...
Sedang dlm quran pun ada yg bercanggah dengan aqal...
Jadi jika ingkar hadis akan ingkar juga quran.
Nak pandai quran kena belajar ulumulquran dan sebab nuzul.nuzul pun kena pilih juga sebab ada yg dhaif.
Hadis 2139
👉 Isaf dan Nailah.
Isaf nama seorang lelaki.
Nailah juga nama.
Dikatakan satu diletak untuk dapat pengajaran tetapi jadi berhala dipuja .
Islam datang telah buang berhala ini.
Hadis 2141
👉Abu Bakr bin Abdurrahman berkata; Maka aku telah diberitahu(fikir), bahwa ayat itu turun kepada kelompok ini(mereka itu semua) dan itu(golongan yg kedua).
Abu Bakr bin Abdurrahman Bin Haris bin Hisyam ini mempunyai anak2 yg baik2 belaka sehingga Aisyah kata kalu aku diberi anak maka aku inginkan anak2 alim yg sepertinya.
Abu bakar seorang yg hebat.
Abu bakar kata inilah ilmu sebenar...kenapa ?
Sebab hanya orang itu yg boleh menyelesaikan perkara yg sulit dan keliru .
Contoh lain
Kekayaan yg sebenar bukan kerana banyaknya harta tetapi kekayaan yg sejati adalah kekayaan hati.
Dari mana dapat makna tu?
Dari perkataan alif dan lam.
Mengikut mazhab syafie orang yg melakukan haji qiran melakukan sekali sahaja sai dan ini dalilnya.
Tetapi bg Abu hanifah 2 kali sai.
16. Haji » 616. Penjelasan bahwa Sa`I tidak diulang-ulang
باب بَيَانِ أَنَّ السَّعْيَ لاَ يُكَرَّرُ:
٢٢٤٤ - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُا لَمْ يَطُفْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا أَصْحَابُهُ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ إِلَّا طَوَافًا وَاحِدًا و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ وَقَالَ إِلَّا طَوَافًا وَاحِدًا طَوَافَهُ الْأَوَّلَ
2244. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Abu Zubair bahwa ia mendengar Jabir bin Abdullah berkata; "Tidaklah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan Thawaf (Sa'i) antara Shafa dan Marwa kecuali hanya sekali thawaf." Dan Telah menceritakan kepada kami Abdu bin Humaid telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Bakr telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dengan isnad ini, semisalnya, dan ia menyebutkan; "Kecuali satu thawaf yaitu thawaf beliau yang pertama."
Tiada ulasan:
Catat Ulasan