Khamis, Jun 23, 2022

Kecacatan hadits (sanad dan perawi)


 Sanad dan perawi

1. Sanad

Secara bahasa sanad (السند) berarti sandaran. Adapun secara istilah adalah :

سِلْسِلَةُ الرجَالِ الْموصلة لِلْمَتن

Rangkaian para periwayat hadits yang menghubungkan sampai kepada redaksi hadits.[1]


Atau bisa juga didefinisikan :

رَوَاةُ الْحَدِيْث الِّذِيْنَ نَقَلُوْهُ إِلَيْنَا

Para periwayat hadits yang menukilkan (menyampaikan) hadits kepada kita.[2]

Dengan kata lain sanad adalah rangkaian orang-orang yang meriwayatkan hadits dari tingkatan sahabat hingga hadits itu sampai kepada kita.

Berikut ini contoh-contoh sanad dalam hadits yang dituliskan dalam kitab hadits shahih Bukhari yang ditandai dengan cetak tebal :

Contoh Pertama :

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي الخَيْرِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

Umar bin Khalid telah menceritakan hadits padaku (imam Bukhari), ia berkata : Al-Laits menceritakan hadits padaku (Umar bin Khalid), dari Yazid, dari Abu Al-Khair, dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa seorang lelaki bertanya pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam :

“Manakah islam yang paling baik?”

Beliau menjawab : “Memberikan makanan, dan membaca salam pada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.”
(HR. Bukhari)

Artinya Abdullah bin ‘Amr mendapatkan hadits dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Lalu hadits itu disampaikan kepada Abul Khair lalu kepada Yazid lalu kepada Al-Laits lalu kepada Umar bin Khalid lalu kepada penulis hadits yakni imam Al-Bukhari.


2.Perawi

1. IMAM BUKHARI (194-256 H/ 773-835 M)


2. IMAM MUSLIM (204-261 H/ 783-840 M)


3. IMAM ABU DAWUD (202-275 H/ 817-889 M)



4. IMAM AT-TIRMIDZI (209-279 H/ 824-892 M)


5. IMAM AN-NASA’I (215-303 H/ 830-915 M)


6. IMAM IBNU MAJAH (209-273 H/ 824-887 M)



7. IMAM AHMAD (164-241 H/ 780-855 M)


8. Imam Malik bin Anas (95 H – 179 H)

9. Imam Syafi’i (150 H – 204 H)10.

10.Imam Darimi(181H-255H)

11. Imam Baihaqi (384 H – 458 H)

12. Imam Daruquthni (Wafat 385 H)

13. Imam Abu Nu’im (334 H – 430 H)

14.Imam Abu Hanifah(80H-150H)(An Nu'man bin Thabit bin Nu'man)



A🗯💦💦🗯


1.Imam Abu Hanifah (80H-150H)
(An Nu'man bin Thabit bin Nu'man)

2. Imam Malik bin Anas (95 H-179 H)

3. Imam Syafi’i (150 H–204 H)

4. IMAM AHMAD (164-241 H/ 780-855 M)

5. Imam Darimi(181H-255H)

6. IMAM BUKHARI (194-256 H/ 773-835 M)

7. IMAM ABU DAWUD (202-275 H/ 817-889 M)

8. IMAM MUSLIM (204-261 H/ 783-840 M)

9. IMAM IBNU MAJAH (209-273 H/ 824-887 M)

10. IMAM AT-TIRMIDZI (209-279 H/ 824-892 M)

11. IMAM AN-NASA’I (215-303 H/ 830-915 M)

12. Imam Daruquthni (Wafat 385 H)

13. Imam Abu Nu’im (334 H–430 H)

14. Imam Baihaqi (384 H–458 H)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan