Rabu, Disember 20, 2017

Adabul mufrad siri 1 sesi 2

Adalbul mufrad siri 1 sesi 2

12. Tidak Boleh Mencaci Maki Kedua Orang Tua -14

 

 

21/27. Dari Abdullah ibnu Amru berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallambersabda,

 

٢۱/٢٧  مِنَ الْكَبَائِرِ أَنْ يَشْتُمَ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ. فَقَالُوْا: كَيْفَ يَشْتُمُ؟ قَالَ: يَشْتُمُ الرَّجُلُ فَيَشْتُمُ أَبَاهُ وَأُمَّهُ  

    'Termasuk dosa besar, seseorang mencaci maki kedua orang tuanya.' Para sahabatbertanya, 'Bagaimana dia mencaci maki?' Rasulullah menjawab, 'Dia mencaci seseorang, lalu orangitu mencaci maki bapak dan ibunya.'

 

Shahihdi dalam kitab At-Ta'liqur-Raghib (3/221). (Muslim), 1-Kitabul Iman, hadits 146,Bukhari, 78, Kitabul Adab, 4- Bab La Yasubbur-Rajulu Walidaihi).

22/28. Dari Abdullah bin Amru bin Al 'Ash, dia berkata,

 

٢٢/٢٨  مِنَ الْكَبَائِرْ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى أَنْ يَسْتَسَبَّ الرَّجُلُ لِوَالِدِهِ  

 

"Termasuk dosa-dosa besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala adalahseseorang menjadi caci makian bagi kedua orang tuanya."

 

Hasan sanadnya.

 

 

14. Doa Kedua Orang Tua -17

 

24/32. Dari Abu Hurairah berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

 

٢٤/٣٢  ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ المسَّافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلَى وَلَدِهِمَا.   

 

 

"Ada tiga doa yang tidak diragukan kemustajabannya, yaitu, doa orang yangdizhalimi (dianiaya), doa orang musafir, dan doa kedua orang tua kepada anaknya."

 

Hasan, di dalam kitab Ash-Shahihah (598), (Abu Daud: 8-Kitab Ash-Shalat, 29- Bab Ad-Doa’u Bizhahril Ghaibi, At-Tirmidzi, 25- Kitab Al Birru wash-Shilah, 7- Bab Ma Ja^afi Da'watil Walidaini. Ibnu Majah: 34- Kitab Doa\ 11- BabDa’watul-Walid Da'watul Mazhlum, hadits 386

 

25/33. Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,

 

٢٥/٣٣   مَا تَكَلَّمَ مَوْلُوْدٌ مِنَ النَّاسِ فِي مَهْدِ اِلاَّ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ وَصَاحِبُ جُرَيْجٍ، قِيْلَ: يَا نّبِيَّ اللهُ! وَمَا صَاحِبُ جُرَيْجٍ؟ قَالَ: فَإِنَّ جُرَيْجًا كَانَ رَجُلاً رَاهِبًا فِي صُوْمِعَةٍ لَهُ، وَكَانَ رَاعِى بَقَرٍ يَأْوِي إِلَى أَسْفَلَ صَوْمعَتِهِ وَكَانَتِ امْرَأَةٌ مِنْ أَهْلِ الْقَرْيَةَ تَخْتَلِفُ إِلَى الرَّاعِى فَأَتَتْ أُمُّهُ يَوْمًا فَقَالَتْ: يَا جُرَيْجُ وَهُوَ يُصَلِّى، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ، وَهُوَ يُصَلَّى: أُمِّى وَصَلاَتِى؟ فَرَأَى أَنْ يُؤَثِّرَ صَلاَتَهُ، ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَّانِيَةُ، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ: أُمِّى وَصَلاَتِى؟ فَرَأَى أَنْ يُؤَثَّرَ صَلاَتَهُ ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَّالِثَةُ فَقَالَ: أُمِّى وَصَلاَتِى؟ فَرَأَى أَنْ يُؤَثِّرُ صَلاَتَهُ فَلَمَّا لَمْ يُجِبْهَا قَالَتْ: لاً أمًاتًكً اللهٌ يًا جٌرًيْجُ حَتَّى تَنْظُرَ فِي وَجْهِ الْمَوْمِسَاتِ ثُمَّ انْصَرَفَتْ .

فَأُتِىَ الْمَلِكُ بِتِلْكَ الْمَرْأَةِ وَلَدَتْ فَقَالَ: مِمَّنْ؟ قَالَتْ: مِنْ جُرَيْجٍ، قَالَ: أَصَاحِبُ الصُّومِعَةِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ، قَالَ: اهْدُمُوْا صُوْمَعَتَهُ وَأُتُوْنِي بِهِ، فَضَرَبُوْا صُوْمَعَتَهُ بِالْفُئُوْسِ حَتَّى وَقَعَتْ. فَجَعَلُوْا يَدَهُ إِلَى عُنُقِهِ بِحَبْلٍﻧ ثُمَّ انْطَلَقَ بِهِ، فَمَرَّ بِهِ عَلَى الْمُوْمِسَاتَ فَرَآهُنَّ فَتَبَسَّمَ، وَهُنَّ يَنْظُرْنَ إِلَيْهِ فِي النَّاسِ، فَقَالَ الْمَلِكُ: مَا تَزْعُمُ هَذِهِ؟ قَالَ: مَا تَزْعُمُ؟ قَالَ: تَزْعُمُ أَنْ وَلَدُهَا مِنْكَ، قَالَ: أَنْتَ تَزْعُمَيْنَ؟ قَالَتْ: نَعَمْ، قَالَ: أَيْنَ هَذَا الصَّغِيْرُ؟ قَالُوْا هُوَ ذَا فِي حَجْرِهَا، فَأَقْبَلَ عَلَيْهِ فَقَالَ: مَنْ أَبُْوكَ؟ قَالَ: رَاعِي الْبَقَرِ، قَالَ الْمَلِكُ: أَنَجْعَلُ صُوْمَعَتَكَ مِنْ ذَهَبَ؟ قَالَ: لاَ، قَالَ: مِنْ فِضَّةٍ؟ قَالَ: لاَ، قَالَ: فَمَا نَجْعَلُهَا؟ قَالَ: رُدُّوْهَا كَمَا كَانَتْ، قَالَ: فَمَا الَّذِي تَبَسَّمْتَ؟ قَالَ: أَمْرًا عَرَفْتُهُ، أَدْرَكَتْنِى دَعْوَةُ أُمِّى ثُمَّ أُخْبِرُهُمْ .  

'Tidak ada seorang bayi yang dapat bicara di dalam ayunan (buaian) (ibunya) kecuali Isa ibnu Maryam 'alaihissalam dan bayi (dalam cerita)Juraij.' Ditanyakan, 'Wahai Nabi Allah, bagaimana (cerita tentang) Juraij?'Nabi menjawab, 'Sesungguhnya Juraij adalah seorang yang selalu beribadah di dalam tempat ibadah miliknya. Ada seorang penggembala sapi yang tinggal di bawah tempat ibadahnya dan ada seorang perempuan dari penduduk desa berzina dengan penggembala sapi tersebut. Suatu hari ibu Juraij mendatangi Juraij yang sedang beribadah, lalu memanggilnya, 'Wahai Jurai!', sementara dia sedang beribadah, maka terdetik dalam hatinya, 'Ibuku atau shalatku?' Dia lebih mengutamakan shalatnya.Kemudian ibunya memanggilnya untuk kedua kalinya, lalu dia berkata dalam hatinya, 'Ibuku atau shalatku?' Dia mengutamakan shalatnya.Ibunya memanggilnya untuk yang ketiga kalinya. Juraij berkata dalam hatinya, 'Ibuku atau shalatku?,' Dia mengutamakan shalatnya. TatkalaJuraij tidak menjawabnya, (sambil marah) ibunya berdoa, 'Mudah-mudahan Allah tidak mematikanmu, wahai Juraij! Kecuali engkau melihat wajah perempuan-perempuan pelacur' kemudian ibunya pergi. Tiba-tiba seorang wanita yang melahirkan seorang bayi (hasil perzinahan) dihadapkan kepada seorang raja. Lalu raja tersebut bertanya, 'Siapa yangmenghamilimu?,' Wanita tersebut menjawab, 'Dari Juraij.' Raja bertanya, 'Pemilik tempat ibadah itu?' Wanita itu menjawab, 'Ya.' Lalu raja memberikan perintah, 'Rubuhkan (tempat ibadahnya) dan datangkan Juraijkepadaku.' Lalu mereka (masyarakat) menghancurkan tempat ibadah tersebut dengan martil (kapak) yang beraneka ragam sampai roboh.Kemudian mereka mengikat tangan Juraij sampai lehernya dan diseret (menghadap raja) melewati para wanita pelacur dan dia tersenyum, para pelacur tersebut diperlihatkan kepadanya ditengah orang ramai. Lalu sang raja berkata, 'Apa yang mereka tuduhkan (kepadamu)?,' dia menjawab, 'Apa yang dituduhkan oleh mereka (terhadapku)?,' sang raja berkata, 'Diamenuduhmu bahwa anaknya ini dari mu!,' Juraij berkata, 'Kamu menuduh demikian?,' wanita itu menjawab, 'Ya.' Juraij berkata, 'Di mana bayi itu?,' mereka menjawab, 'Itu, yang ada dipangkuannya!,' lalu Juraij menghampiri bayi itu, seraya bertanya, 'Siapa bapakmu?/ Bayi itu menjawab, 'Penggembala sapi.' Maka kemudian sang raja berkata, 'Apakah kami membangun (kembali) tempat ibadahmu dari emas?,' Juraij menjawab, "Tidak," sang raja berkata, "Dari perak?," Juraij menjawab, "Tidak," sang raja berkata, "Lalu apa yang bisa kami jadikan untuk mengganti tempatibadahmu itu?," Juraij menjawab, "Kembalikan tempat ibadah itu seperti semula." Sang raja bertanya, "Apa yang membuat engkau tersenyum?,"Juraij menjawab, "Tentang satu hal yang sudah aku ketahui bahwa aku terkena akibat dari doa ibu saya, lalu saya menceritakannya kepada mereka'."

 

Shahih, (Bukhari, 60-Kitab Al Anbiya^u, 48- bab (Wadzkur fi KitabiMaryama) (Qs. Maryam (19): 16), Muslim 45- Kitab Al Birru ivash-Shilatu walAdab, hadits 7,8).

 15. Memberitahukan tentang Islam kepada Ibu yang Nasrani -18

 

 

 

26/34. Dari Abu Hurairah, dia berkata:

٢٦/٣٤   مَا سَمِعَ بِي أَحَدٌ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ اِلاَّ أَحَبَّنِىﻧ إِنَّ اُمِّى كُنْتُ أُرِيْدُهَا عَلَى اْلإِسْلاَمِ فَتَأْبَى فَقُلْتُ لَهَا: فَأَبَتْ، فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: اُدْعُ اللهَ لَهَا، فَدَعَا، فَأَتَيْتُهَا وَقَدْ أَجَافَتْ عَلَيْهَا الْبَابَ، فَقَالَتْ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ! إِنِّي أَسْلَمْتُ، فَأَخْبَرْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: اُدْعُ اللهَ لِي وَلأُمِّى، فَقَالَ: اَللَّهُمَّ عَبْدُكَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ وَأُمَّهُ، أَحِبَّهُمَا إِلَى النَّاسِ.  

 

"Tidak seorangpun Yahudi atau Nasrani mendengar (perkataanku) kecuali dia mencintaiku. Sesungguhnya aku menginginkan ibuku agar masuk Islam, tetapi dia menolak. Aku berkata kepadanya, tetapi dia menolak.Kemudian aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Doakanlah ibuku kepada Allah." Lalu Nabi mendoakannya. Kemudian aku mendatanginya (ibuku), pintu telah menutup dia, lalu dia berkata, "Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya aku telah masuk Islam.' Aku Memberitahukan (hal ini) kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku berkata, 'Berdoalahkepada Allah untukku dan untuk ibuku," Kemudian Nabi berdoa, 'Ya Allah!ini hamba-Mu Abu Hurairah dan ibunya, jadikanlah keduanya dicintai orang lain'."

 

Hasan, di dalam kitab Al Misykah (5895), (Aku tidak menemukan hadits ini dalam Kutub As-Sittah). Aku berkata, "Bahkan hadits tersebut terdapat dalam Shahih Muslim (7/165 - 166) dengan susunan lafazh yang lebih lengkap dari pada hadits ini."

16. Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua Setelah KeduanyaMeninggal -19

 

27/36. Dari Abu Hurairah, dia berkata,

 

٢٧/٣٦  تَرْفَعُ لِلْمّيِّتِ بَعْدَ مَوْتِهِ دََرجَتُهُ فَيَقُوْلُ: أَيْ رَبَّ! أَيُّ شَيْءٍ هَذِهِ؟ فََيُقَالُ: وَلَدُكَ اسْتَغْفِرَ لَكَ   

 

 

"Diangkat derajat mayat seseorang setelah meninggalnya, lalu berkata, 'WahaiTuhanku! apa yang terjadi?' Lalu dikatakan, 'Anakmu memohonkan ampunan untukmu."

Hasan, sanadnya.

28/37. Dari Muhammad Ibnu Sirrin, dia berkata:

 

٢٨/٣٧  كُنَّا عِنْدَ أَبِى هُرَيْرَةَ لَيْلَةً فَقَالَ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ ِلأَبِى هُرَيْرَةَ وَلأُمِّى وَلِمَنِ اسْتَغْفِرَ لَهُما. قَالَ مُحَمَّدً: فَنَحْنُ نَسْتَغْفِرُ لَهُمَا حَتَّى نَدْخُلَ فِي دَعْوَةِ أِبِى هُرَيْرَةَ   

 

"Kami pernah berada di sisi Abu Hurairah pada suatu malam," Lalu dia berdoa, 'YaAllah, ampunilah Abu Hurairah, ibuku dan orang yang memohonkan ampunan untukkeduanya." Muhammad berkata, "Lalu kami memohonkan ampunan untuk keduanyasehingga kami masuk bagian dari doa Abu Hurairah."

 

Hasan, sanadnya.

29/38.   Dari   Abu   Hurairah  bahwa   Rasulullah   shallallahu   'alaihi wasallam bersabda,

 

٢۹/٣٨  إِذَا مَاتَ الْعَبْدُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدُ صَالِحٍ يِدْعُو لَهُ   

 

 

"Apabila seorang hamba meninggal, maka putuslah amalnya kecuali tigaperkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yangselalu mendoakannya."

 

Shahih, di dalam kitab Al \rwa' (1580), (Muslim, 25- Kitab Al Wasiyyah, hadits 14).

30/39. Dari Ibnu Abbas, bahwa seseorang berkata,

 

٣٠/٣۹  يَا رَسُوْلُ اللهِ! إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَلَمْ تُوْصِ، أَفَيَنْفَعُهَا أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهَا؟ قَالَ: نَعَمْ . 

"Wahai Rasulullah! Sesungguhnya ibuku telah meninggal dan belum berwasiat.Apakah akan bermanfaat baginya jika aku bersedekah untuknya?." Rasul menjawab, "Ya."

 

Shahih, disebutkan di dalam kitab Shahih Abu Daud (2566), Bukhari, dan yanglainnya. Tidak ada seorang pentahqiq yang dapat mendeteksi keberadaan hadits tersebutdalam Kutub As-Sittah.

Minit 29

20. Kewajiban Silaturrahim – 25

 

34/48. Dari Abu Hurairah berkata,

٣٤/٤٨   لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ اْلآيَةِ: {وَأَنْذَرْ عَشِيْرَتَكَ اْلأَقْرَبِيْنَ} (الشعراء : ٢۱٤) قَاَم النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَادَى: يَا بَنِى كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ! اَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، يَا بَنِى عَبْدِ مَنَافٍ! أَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، يَا بَنِى هَاشِمِ! أَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، يَا بَنِى عَبْدِ الْمُطَّلِبِ! أَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، يَا فَاطِمَةُ بِنْتِ مُحَمَّدٍ! أَنْقِذِي نَفْسِكَ مِنَ النَّارِ فَإِنِّي لاَ أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللهُ شَيْئًا، غَيْرَ أَنَّ لَكُمْ رَحِمًا سَاَبُلُّهَا بِبلاَلِهَا.   

 

"Tatkala turun ayat, '(Dan peringatkanlah keluargamu yang terdekat)' (Qs. As-Syu'araav (26): 214), maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri lalu mengajak (kaumnya),

'Wahai bani Ka'ab Ibnu Lu'ai!, selamatkartlah dirimu dari siksa neraka, wahai bani Abdul Manaf! selamatkanlah dirimu dari siksa neraka, wahaiBani Hasyim! selamatkanlah dirimu dari siksa neraka, wahai bani AbdulMuththalib!  selamatkanlah dirimu dari siksa  neraka, wahai Fatimah binti Muhammad! selamatkanlah dirimu dari siksa neraka. Sesungguhnya aku tidak bisa melindungimu sedikitpun dari siksa Allah, hanya saja kalian memiliki rahim (kerabat) yang aku akan jalin silaturrahimnya di dunia.'"

 

Hadits shahih Ash-Shahihah (3177), (Bukhari, 55- Kitab Al Washaya, 11- Bab Hal Yadkhulunan-Nisaa' wal Walad fil Aqarib?, Muslim, 1- Kitab Al Iman, hadits 348).

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan