Rabu, Mac 31, 2021

Sahih bukhari kitab perubatan sesi 008ss

Sahih bukhari kitab perubatan sesi 008ss
56. Pengobatan » 3037. Jampi nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam 
باب رُقْيَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: 
Ini bab jampi Nabi saw.

Hadits 5301
 اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
 Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit."

٥٣٠٢ - حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ عَنْ مُسْلِمٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعَوِّذُ بَعْضَ أَهْلِهِ يَمْسَحُ بِيَدِهِ الْيُمْنَى وَيَقُولُ اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا قَالَ سُفْيَانُ حَدَّثْتُ بِهِ مَنْصُورًا فَحَدَّثَنِي عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ نَحْوَهُ

Hadits 5302. 
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا 
Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit.

Hadis 5303. :
امْسَحْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِكَ الشِّفَاءُ لَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا أَنْتَ
Hilangkanlah rasa sakit (penderitaan)wahai Rabb manusia, di tangan-Mu lah segala kesembuhan, dan tidak ada yang dapat menyingkap penyakit tersebut melainkan Engkau."

Hadits 5304. 
بِسْمِ اللَّهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيقَةِ بَعْضِنَا يُشْفَى سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
Dengan nama Allah, Debu tanah kami dengan ludah (liur)sebagian kami semoga sembuh orang yang sakit dari kami dengan izin Rabb kami."


Hadita 5305. 
 بسم الله تُرْبَةُ أَرْضِنَا وَرِيقَةُ بَعْضِنَا يُشْفَى سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
Dengan nama Allah, Debu tanah kami dengan ludah sebagian kami semoga sembuh orang yang sakit dari kami dengan izin Rabb kami."


56. Pengobatan » 3038. Memberi hembusan ketika ruqyah
باب النَّفْثِ فِي الرُّقْيَةِ:
Ini bab meniup atau menghembus dalam jampi.
 
Hadits 5306. Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad telah menceritakan kepada kami Sulaiman dari Yahya bin Sa'id dia berkata; saya mendengar
 Abu Salamah berkata; saya mendengar Abu Qatadah berkata; saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mimpi baik dari Allah sedangkan ihtilam (mimpi buruk) datangnya dari syetan, maka apabila salah seorang dari kalian mimpi sesuatu yang dibencinya(yang tidak disenanginya), hendaknya ia menidupkan tiga kali tiaupan ketika bangun, lalu meminta perlindungan (minta berlindung)dari kejahatannya, sebab kejahatan tersebut tidak akan membahayakan dirinya." Abu Salamah berkata; "Apabila aku bermimpi sesuatu yang aku merasa lebih berat dari (manggung bukit)gunung, maka aku tidak akan memperdulikannya setelah aku mendengar hadits ini."

Hadits 5307. 
dari 'Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak tidur, maka beliau akan meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca
 قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَبِالْمُعَوِّذَتَيْنِ جَمِيعًا ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ وَمَا بَلَغَتْ يَدَاهُ مِنْ جَسَدِهِ 
kemudian beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata; Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu." 

Hadits 5308. Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Bisyr dari Abu Al Mutawakkil 
dari Abu Sa'id bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi dalam suatu perjalanan, ketika mereka singgah di suatu perkampungan dari perkampungan Arab, mereka meminta supaya diberi jamuan(diterima sebagai tetamu), namun penduduk perkampungan itu enggan untuk menjamu mereka, ternyata salah seorang dari tokoh mereka tersengat binatang berbisa, mereka sudah berusaha menerapinya(merawat) namun tidak juga memberi manfa'at sama sekali, maka sebagian mereka mengatakan; "Sekiranya kalian mendatangi(yang singgah) sekelompok laki-laki (sahabat Nabi) yang singgah di tempat kalian, semoga saja salah seorang dari mereka ada yang memiliki sesuatu, lantas mereka mendatangi para sahabat Nabi sambil berkata; "Wahai orang-orang(kumpulan orang musafir), sesungguhnya pemimpin kami tersengat binatang berbisa, dan kami telah berusaha menerapinya(merawat) dengan segala sesuatu namun tidak juga membuahkan hasil, apakah salah seorang dari kalian memiliki sesuatu (sebagai obat)?" Salah seorang sahabat Nabi menjawab; "Ya, demi Allah aku akan meruqyahnya (menjampinya), akan tetapi demi Allah, sungguh kami tadi meminta kalian supaya menjamu kami, namun kalian enggan menjamu kami, dan aku tidak akan meruqyah (menjampinya) sehingga kalian memberikan imbalan kepada kami." Lantas penduduk kampung itu menjamu mereka dengan menyediakan beberapa ekor kambing, lalu salah satu sahabat Nabi itu pergi dan membaca al hamdulillahi rabbil 'alamin (al fatihah) dan meludahkan kepadanya hingga seakan-akan pemimpin mereka terlepas dari tali (ikatan)yang membelenggunya dan terbebas dari penyakit yang dapat membinasakannya. Abu Sa'id berkata; "Lantas penduduk kampung tersebut memberikan imbalan yang telah mereka persiapkan kepada sahabat Nabi, dan sahabat Nabi yang lain pun berkata; "Bagilah." Namun sahabat yang meruqyah(menjampi) berkata; "Jangan dulu sebelum kita menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan apa yang terjadi dan kita akan melihat apa yang beliau perintahkan kepada kita." Setelah itu mereka menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukannya kepada beliau, beliau bersabda: "Apakah kamu tidak tahu bahwa itu adalah ruqyah(jampi)? Dan kalian telah mendapatkan imbalan darinya, maka bagilah dan berilah bagian untukku."



56. Pengobatan » 3039. Orang yang menjampi mengusap penyakit dengan tangan kanan
باب مَسْحِ الرَّاقِي الْوَجَعَ بِيَدِهِ الْيُمْنَى: 
Ini bab bomoh menyapu tempat sakit dengan tangan kanannya.

Hadits 5309. 
dari 'Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memintakan perlindungan untuk sebagian keluarga beliau, lalu beliau mengusapkan kepadanya dengan tangan kanannya sambil berdo'a:
 "أَذْهِبْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
Hilangkanlah rasa sakit Ya Allah Rabb manusia, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit.

Doa untuk orang yang meninggal

Doa untuk orang yang meninggal


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ


Ya Allah ampunkanlah dosanya dan rahmatilah dia,sejahterakanlah  dia dan maafkanlah dia.

Sahih bukhari kitab perubatan sesi 008ss

Sahih bukhari kitab perubatan sesi 008ss
56. Pengobatan » 3037. Jampi nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam 
باب رُقْيَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: 
Ini bab jampi Nabi saw.

Hadits 5301
 اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
 Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit."

٥٣٠٢ - حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ عَنْ مُسْلِمٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعَوِّذُ بَعْضَ أَهْلِهِ يَمْسَحُ بِيَدِهِ الْيُمْنَى وَيَقُولُ اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا قَالَ سُفْيَانُ حَدَّثْتُ بِهِ مَنْصُورًا فَحَدَّثَنِي عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ نَحْوَهُ

Hadits 5302. 
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا 
Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit.

Hadis 5303. :
امْسَحْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِكَ الشِّفَاءُ لَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا أَنْتَ
Hilangkanlah rasa sakit (penderitaan)wahai Rabb manusia, di tangan-Mu lah segala kesembuhan, dan tidak ada yang dapat menyingkap penyakit tersebut melainkan Engkau."

Hadits 5304. 
بِسْمِ اللَّهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيقَةِ بَعْضِنَا يُشْفَى سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
Dengan nama Allah, Debu tanah kami dengan ludah (liur)sebagian kami semoga sembuh orang yang sakit dari kami dengan izin Rabb kami."


Hadita 5305. 
 بسم الله تُرْبَةُ أَرْضِنَا وَرِيقَةُ بَعْضِنَا يُشْفَى سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
Dengan nama Allah, Debu tanah kami dengan ludah sebagian kami semoga sembuh orang yang sakit dari kami dengan izin Rabb kami."


56. Pengobatan » 3038. Memberi hembusan ketika ruqyah
باب النَّفْثِ فِي الرُّقْيَةِ:
Ini bab meniup atau menghembus dalam jampi.
 
Hadits 5306. Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad telah menceritakan kepada kami Sulaiman dari Yahya bin Sa'id dia berkata; saya mendengar
 Abu Salamah berkata; saya mendengar Abu Qatadah berkata; saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mimpi baik dari Allah sedangkan ihtilam (mimpi buruk) datangnya dari syetan, maka apabila salah seorang dari kalian mimpi sesuatu yang dibencinya(yang tidak disenanginya), hendaknya ia menidupkan tiga kali tiaupan ketika bangun, lalu meminta perlindungan (minta berlindung)dari kejahatannya, sebab kejahatan tersebut tidak akan membahayakan dirinya." Abu Salamah berkata; "Apabila aku bermimpi sesuatu yang aku merasa lebih berat dari (manggung bukit)gunung, maka aku tidak akan memperdulikannya setelah aku mendengar hadits ini."

Hadits 5307. 
dari 'Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak tidur, maka beliau akan meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca
 قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَبِالْمُعَوِّذَتَيْنِ جَمِيعًا ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ وَمَا بَلَغَتْ يَدَاهُ مِنْ جَسَدِهِ 
kemudian beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata; Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu." 

Hadits 5308. Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Bisyr dari Abu Al Mutawakkil 
dari Abu Sa'id bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi dalam suatu perjalanan, ketika mereka singgah di suatu perkampungan dari perkampungan Arab, mereka meminta supaya diberi jamuan(diterima sebagai tetamu), namun penduduk perkampungan itu enggan untuk menjamu mereka, ternyata salah seorang dari tokoh mereka tersengat binatang berbisa, mereka sudah berusaha menerapinya(merawat) namun tidak juga memberi manfa'at sama sekali, maka sebagian mereka mengatakan; "Sekiranya kalian mendatangi(yang singgah) sekelompok laki-laki (sahabat Nabi) yang singgah di tempat kalian, semoga saja salah seorang dari mereka ada yang memiliki sesuatu, lantas mereka mendatangi para sahabat Nabi sambil berkata; "Wahai orang-orang(kumpulan orang musafir), sesungguhnya pemimpin kami tersengat binatang berbisa, dan kami telah berusaha menerapinya(merawat) dengan segala sesuatu namun tidak juga membuahkan hasil, apakah salah seorang dari kalian memiliki sesuatu (sebagai obat)?" Salah seorang sahabat Nabi menjawab; "Ya, demi Allah aku akan meruqyahnya (menjampinya), akan tetapi demi Allah, sungguh kami tadi meminta kalian supaya menjamu kami, namun kalian enggan menjamu kami, dan aku tidak akan meruqyah (menjampinya) sehingga kalian memberikan imbalan kepada kami." Lantas penduduk kampung itu menjamu mereka dengan menyediakan beberapa ekor kambing, lalu salah satu sahabat Nabi itu pergi dan membaca al hamdulillahi rabbil 'alamin (al fatihah) dan meludahkan kepadanya hingga seakan-akan pemimpin mereka terlepas dari tali (ikatan)yang membelenggunya dan terbebas dari penyakit yang dapat membinasakannya. Abu Sa'id berkata; "Lantas penduduk kampung tersebut memberikan imbalan yang telah mereka persiapkan kepada sahabat Nabi, dan sahabat Nabi yang lain pun berkata; "Bagilah." Namun sahabat yang meruqyah(menjampi) berkata; "Jangan dulu sebelum kita menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan apa yang terjadi dan kita akan melihat apa yang beliau perintahkan kepada kita." Setelah itu mereka menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukannya kepada beliau, beliau bersabda: "Apakah kamu tidak tahu bahwa itu adalah ruqyah(jampi)? Dan kalian telah mendapatkan imbalan darinya, maka bagilah dan berilah bagian untukku."



56. Pengobatan » 3039. Orang yang menjampi mengusap penyakit dengan tangan kanan
باب مَسْحِ الرَّاقِي الْوَجَعَ بِيَدِهِ الْيُمْنَى: 
Ini bab bomoh menyapu tempat sakit dengan tangan kanannya.

Hadits 5309. 
dari 'Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memintakan perlindungan untuk sebagian keluarga beliau, lalu beliau mengusapkan kepadanya dengan tangan kanannya sambil berdo'a:
 "أَذْهِبْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
Hilangkanlah rasa sakit Ya Allah Rabb manusia, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit.









Sahih bukhari kitab perubatan sesi 008s

Sahih bukhari kitab perubatan sesi 008


٥٦ -  الطب » ٣٠٣١ -  الرقى بالقرآن والمعوذات
56. Pengobatan » 3031. Jampi dengan alquran dan doa perlindungan (muawidzat)

باب الرُّقَى بِالْقُرْآنِ وَالْمُعَوِّذَاتِ: 
Bab menjampi menggunakan quran atau surah2 pelindung

٥٢٩٤ - حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامٌ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَنْفُثُ عَلَى نَفْسِهِ فِي الْمَرَضِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ فَلَمَّا ثَقُلَ كُنْتُ أَنْفِثُ عَلَيْهِ بِهِنَّ وَأَمْسَحُ بِيَدِ نَفْسِهِ لِبَرَكَتِهَا فَسَأَلْتُ الزُّهْرِيَّ كَيْفَ يَنْفِثُ قَالَ كَانَ يَنْفِثُ عَلَى يَدَيْهِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ
5294. Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami Hisyam dari Ma'mar dari Az Zuhri dari 'Urwah 
dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meniupkan kepada diri beliau sendiri dengan Mu'awwidzat (surat An nas dan Al falaq) ketika beliau sakit menjelang wafatnya, dan tatkala sakit beliau semakin parah, sayalah yang meniup(menghembuskan) dengan kedua surat tersebut dan saya mengusapnya dengan tangan beliau sendiri karena berharap untuk mendapat berkahnya." Aku(Makmar) bertanya kepada Az Zuhri; "Bagaimana cara meniupnya?" dia menjawab; "Beliau meniup kedua tangannya, kemudian beliau mengusapkan ke wajah(muka) dengan kedua tangannya."

٥٦ -  الطب » ٣٠٣٢ -  الرقى بفاتحة الكتاب
56. Pengobatan » 3032. Jampi dengan surat Alfatihah

باب الرُّقَى بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ: 
وَيُذْكَرُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. 

Ini Bab Jampi dengan fatihatul kitab 
Disebutkan oleh Ibnu Abbas dari Nabi saw.

٥٢٩٥ - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي بِشْرٍ عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَوْا عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَلَمْ يَقْرُوهُمْ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ لُدِغَ سَيِّدُ أُولَئِكَ فَقَالُوا هَلْ مَعَكُمْ مِنْ دَوَاءٍ أَوْ رَاقٍ فَقَالُوا إِنَّكُمْ لَمْ تَقْرُونَا وَلَا نَفْعَلُ حَتَّى تَجْعَلُوا لَنَا جُعْلًا فَجَعَلُوا لَهُمْ قَطِيعًا مِنْ الشَّاءِ فَجَعَلَ يَقْرَأُ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَيَجْمَعُ بُزَاقَهُ وَيَتْفِلُ فَبَرَأَ فَأَتَوْا بِالشَّاءِ فَقَالُوا لَا نَأْخُذُهُ حَتَّى نَسْأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلُوهُ فَضَحِكَ وَقَالَ وَمَا أَدْرَاكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ خُذُوهَا وَاضْرِبُوا لِي بِسَهْمٍ

5295. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Bisyr dari Abu Al Mutawakkil 
dari Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu bahwa beberapa orang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan suatu perjalanan, ketika mereka melewati salah satu perkampungan dari perkampungan Arab, orang-orang kampung tersebut tidak menerima mereka(sahabat2 nabi), ketika sikap mereka masih seperti itu seorang pemimpin mereka terkena sengatan kalajengking, lalu mereka pun berkata; "Apakah diantara kalian ada yang mempunyai obat, atau seorang yang bisa meruqyah(bomoh)?" lalu para sahabat Nabi pun berkata; "Sesungguhnya kalian tidak mau menerima kami, maka kamipun tidak akan melakukannya sehingga kalian memberikan imbalan(bayaran atau upah) kepada kami, " akhirnya mereka pun berjanji akan memberikan beberapa ekor kambing."Lalu seorang sahabat Nabi membaca Ummul Qur`an (fatihah)dan mengumpulkan ludahnya seraya meludahkan kepadanya hingga laki-laki itu sembuh, kemudian orang-orang kampung itu memberikan kepada para sahabat Nabi beberapa ekor kambing." Namun para sahabat Nabi berkata; "Kita tidak akan mengambilnya hingga kita bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang hal ini, " lalu mereka bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang pemberian itu hingga membuat beliau tertawa. Beliau bersabda: "Tidak(mana lamu tahu) tahukah bahwa itu ruqyah, ambillah pemberian tersebut dan berilah bagiannya(satu bahagian) untukku."

٥٦ -  الطب » ٣٠٣٣ -  الشرط في الرقية بقطيع من الغنم
56. Pengobatan » 3033. Menjampi dengan syarat meminta sekian kambing

باب الشَّرْطِ فِي الرُّقْيَةِ بِقَطِيعٍ مِنَ الْغَنَمِ: 
Ini bab menentukan syarat dalam jampi mendapat sekumpulan kambing.

٥٢٩٦ - حَدَّثَنِي سِيدَانُ بْنُ مُضَارِبٍ أَبُو مُحَمَّدٍ الْبَاهِلِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو مَعْشَرٍ الْبَصْرِيُّ هُوَ صَدُوقٌ يُوسُفُ بْنُ يَزِيدَ الْبَرَّاءُ قَالَ حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ الْأَخْنَسِ أَبُو مَالِكٍ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ نَفَرًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرُّوا بِمَاءٍ فِيهِمْ لَدِيغٌ أَوْ سَلِيمٌ فَعَرَضَ لَهُمْ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَاءِ فَقَالَ هَلْ فِيكُمْ مِنْ رَاقٍ إِنَّ فِي الْمَاءِ رَجُلًا لَدِيغًا أَوْ سَلِيمًا فَانْطَلَقَ رَجُلٌ مِنْهُمْ فَقَرَأَ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ عَلَى شَاءٍ فَبَرَأَ فَجَاءَ بِالشَّاءِ إِلَى أَصْحَابِهِ فَكَرِهُوا ذَلِكَ وَقَالُوا أَخَذْتَ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ أَجْرًا حَتَّى قَدِمُوا الْمَدِينَةَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخَذَ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ أَجْرًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ

5296. Telah menceritakan kepada kami Sidan bin Muddzarib Abu Muhammad Al Bahili telah menceritakan kepada kami Abu Ma'syar Al Bashri dia adalah seorang yang jujur yaitu Yusuf bin Yazid Al Barra` dia berkata; telah menceritakan kepadaku 'Ubaidullah bin Al Ahnas Abu Malik dari Ibnu Abu Mulaikah 
dari Ibnu Abbas bahwa beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melewati sumber mata air dimana terdapat orang yang tersengat binatang berbisa, lalu salah seorang yang bertempat tinggal di sumber mata air tersebut datang dan berkata; "Adakah di antara kalian seseorang yang pandai menjampi? Karena di tempat tinggal dekat sumber mata air ada seseorang yang tersengat binatang berbisa." Lalu salah seorang sahabat Nabi pergi ke tempat tersebut dan membacakan al fatihah dengan upah seekor kambing. Ternyata orang yang tersengat tadi sembuh, maka sahabat tersebut membawa kambing itu kepada teman-temannya(sahabat2). Namun teman-temannya tidak suka dengan hal itu, mereka berkata; "Kamu mengambil upah atas(dengan membaca) kitabullah?" setelah mereka tiba di Madinah, mereka berkata; "Wahai Rasulullah, ia ini mengambil upah atas kitabullah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya(perkara ) upah yang paling berhak kalian ambil adalah upah karena (mengajarkan) kitabullah." 

٥٦ -  الطب » ٣٠٣٤ -  رقية العين
56. Pengobatan » 3034. Jampi karena sorotan mata jahat ('ain)
باب رُقْيَةِ الْعَيْنِ: 
Bab menjampi kerana diganggu makhluk halus.

٥٢٩٧ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنِي مَعْبَدُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ شَدَّادٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ أَمَرَ أَنْ يُسْتَرْقَى مِنْ الْعَيْنِ

5297. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami Sufyan dia berkata; telah menceritakan kepadaku Ma'bad bin Khalid dia berkata; saya mendengar Abdullah bin Syaddad 
dari Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami supaya meruqyah orang yang terkena penyakit 'ain (gangguan sihir)."


٥٢٩٨ - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ وَهْبِ بْنِ عَطِيَّةَ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ الزُّبَيْدِيُّ أَخْبَرَنَا الزُّهْرِيُّ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ زَيْنَبَ ابْنَةِ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى فِي بَيْتِهَا جَارِيَةً فِي وَجْهِهَا سَفْعَةٌ فَقَالَ اسْتَرْقُوا لَهَا فَإِنَّ بِهَا النَّظْرَةَ تَابَعَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَالِمٍ عَنْ الزُّبَيْدِيِّ وَقَالَ عُقَيْلٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

5298. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khalid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Wahb bin 'Athiyah Ad Dimasyqi telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Walid Az Zubaidi telah mengabarkan kepada kami Az Zuhri dari 'Urwah bin Zubair dari Zainab puteri Ummu Salamah 
dari Ummu Salamah radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat budak wanita di rumahnya, ketika beliau melihat bekas hitam(ada tanda yang tidak baik pada mukanya) pada wajah budak wanita itu, beliau bersabda: "Ruqyahlah dia, karena padanya terdapat nadlrah (sisa sakit yang disebabkan karena sorotan mata jahat)(kerana dia telah terkena pandangan yakni buruk)." Hadits ini diperkuat oleh riwayat Abdullah bin Salim dari Az Zubaidi, dan berkata Uqail dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Urwah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

٥٦ -  الطب » ٣٠٣٥ -  العين حق
56. Pengobatan » 3035. Sorotan mata jahat ('ain) adalah benar
باب الْعَيْنُ حَقٌّ: 
Ini bab ganggu makhluk halus itu adalah benar.

٥٢٩٩ - حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعَيْنُ حَقٌّ وَنَهَى عَنْ الْوَشْمِ
5299. Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Nashr telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq dari Ma'mar dari Hammam
 dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Penyakit 'ain (yang disebabkan oleh sorotan mata yang dengki) adalah haq (benar)." Dan beliau melarang tato."(mentatu bahagian tubuh)


٥٦ -  الطب » ٣٠٣٦ -  رقية الحية والعقرب
56. Pengobatan » 3036. Jampi karena ular dan kalajengking

باب رُقْيَةِ الْحَيَّةِ وَالْعَقْرَبِ: 
Ini bab menjampi kerana dipatuk ular dan disengat kala jengking
٥٣٠٠ - حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ الشَّيْبَانِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْأَسْوَدِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ الرُّقْيَةِ مِنْ الْحُمَةِ فَقَالَتْ رَخَّصَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرُّقْيَةَ مِنْ كُلِّ ذِي حُمَةٍ

5300. Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid telah menceritakan kepada kami Sulaiman As Syaibani telah menceritakan kepada kami 
Abdurrahman bin Al Aswad dari Ayahnya dia berkata; saya bertanya kepada 'Aisyah tentang ruqyah (jampi-jampi dari al Qur'an dan As Sunnah) dari penyakit demam, dia menjawab; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengizinkan ruqyah(jampi) dari setiap penderita sakit demam.(dari setiap binatang yang berbisa)"


٥٦ -  الطب » ٣٠٣٧ -  رقية النبي صلى الله عليه وسلم
56. Pengobatan » 3037. Jampi nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam 
باب رُقْيَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: 
٥٣٠١ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَثَابِتٌ عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فَقَالَ ثَابِتٌ يَا أَبَا حَمْزَةَ اشْتَكَيْتُ فَقَالَ أَنَسٌ أَلَا أَرْقِيكَ بِرُقْيَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَلَى قَالَ اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
5301. Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Abdul Warits dari Abdul Aziz dia berkata; "Aku dan Tsabit pernah mengunjungi Anas bin Malik, lalu Tsabit berkata; "Wahai Abu Hamzah, aku sedang menderita suatu penyakit." Maka Anas berkata; "Maukah kamu aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" dia menjawab; "Tentu." Anas berkata; "ALLAHUMMA RABBAN NAASI MUDZHIBIL BA`SA ISYFII ANTA SYAAFI LAA SYAAFIYA ILLA ANTA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit)."

٥٣٠٢ - حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ عَنْ مُسْلِمٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعَوِّذُ بَعْضَ أَهْلِهِ يَمْسَحُ بِيَدِهِ الْيُمْنَى وَيَقُولُ اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا قَالَ سُفْيَانُ حَدَّثْتُ بِهِ مَنْصُورًا فَحَدَّثَنِي عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ نَحْوَهُ

5302. Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Ali telah menceritakan kepada kami Yahya telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepadaku Sulaiman dari Muslim dari Masruq dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selalu meminta perlindungan terhadap sebagian keluarganya, beliau mengusap dengan tangan kanannya sambil berdo'a; "ALLAHUMMA RABBAN NAASI ADZHIBIL BA`SA ISYFIHI ANTA SYAAFI LAA SYIFAA`A ILLA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit)." Sufyan berkata; Aku menceritakan hal ini kepada Manshur, maka dia menceritakan kepadaku dari Ibrahim dari Masruq dari Aisyah seperti hadits di atas.

٥٣٠٣ - حَدَّثَنِي أَحْمَدُ ابْنُ أَبِي رَجَاءٍ حَدَّثَنَا النَّضْرُ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَرْقِي يَقُولُ امْسَحْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِكَ الشِّفَاءُ لَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا أَنْتَ

5303. Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Abu Raja` telah menceritakan kepada kami An Nadlr dari Hisyam bin 'Urwah dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Ayahku dari 'Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika meruqyah beliau berdo'a: "Hilangkanlah rasa sakit wahai Rabb manusia, di tangan-Mu lah segala kesembuhan, dan tidak ada yang dapat menyingkap penyakit tersebut melainkan Engkau."

٥٣٠٤ - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ رَبِّهِ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عَمْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ لِلْمَرِيضِ بِسْمِ اللَّهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيقَةِ بَعْضِنَا يُشْفَى سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا

5304. Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Sufyan dia berkata; telah menceritakan kepadaku Abdurrabbihi bin Sa'id dari 'Amrah dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan orang sakit, beliau membaca: "BISMILLAHI TURBATU ARDLINA BI RIIQATI BA'DLINA YUSYFAA SAQIIMUNA BI IDZNI RABBINA ("Dengan nama Allah, Debu tanah kami dengan ludah sebagian kami semoga sembuh orang yang sakit dari kami dengan izin Rabb kami."

٥٣٠٥ - حَدَّثَنِي صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ عَمْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي الرُّقْيَةِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا وَرِيقَةُ بَعْضِنَا يُشْفَى سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
5305. Telah menceritakan kepadaku Shadaqah bin Al Fadl telah mengabarkan kepada kami Ibnu 'Uyainah dari 'Abdurrabbihi bin Sa'id dari 'Amrah dari 'Aisyah dia berkata; "Biasanya dalam meruqyah, beliau membaca: "BISMILLAHI TURBATU ARDLINA BI RIIQATI BA'DLINA YUSYFAA SAQIIMUNA BI IDZNI RABBINA ("Dengan nama Allah, Debu tanah kami dengan ludah sebagian kami semoga sembuh orang yang sakit dari kami dengan izin Rabb kami."

٥٦ -  الطب » ٣٠٣٨ -  النفث في الرقية
56. Pengobatan » 3038. Memberi hembusan ketika ruqyah

باب النَّفْثِ فِي الرُّقْيَةِ: 
٥٣٠٦ - حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا سَلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا قَتَادَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الرُّؤْيَا مِنْ اللَّهِ وَالْحُلْمُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفِثْ حِينَ يَسْتَيْقِظُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ وَيَتَعَوَّذْ مِنْ شَرِّهَا فَإِنَّهَا لَا تَضُرُّهُ وَقَالَ أَبُو سَلَمَةَ وَإِنْ كُنْتُ لَأَرَى الرُّؤْيَا أَثْقَلَ عَلَيَّ مِنْ الْجَبَلِ فَمَا هُوَ إِلَّا أَنْ سَمِعْتُ هَذَا الْحَدِيثَ فَمَا أُبَالِيهَا

5306. Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad telah menceritakan kepada kami Sulaiman dari Yahya bin Sa'id dia berkata; saya mendengar Abu Salamah berkata; saya mendengar Abu Qatadah berkata; saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mimpi baik dari Allah sedangkan ihtilam (mimpi buruk) datangnya dari syetan, maka apabila salah seorang dari kalian mimpi sesuatu yang dibencinya, hendaknya ia menidupkan tiga kali tiaupan ketika bangun, lalu meminta perlindungan dari kejahatannya, sebab kejahatan tersebut tidak akan membahayakan dirinya." Abu Salamah berkata; "Apabila aku bermimpi sesuatu yang aku merasa lebih berat dari gunung, maka aku tidak akan memperdulikannya setelah aku mendengar hadits ini."

٥٣٠٧ - حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأُوَيْسِيُّ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ نَفَثَ فِي كَفَّيْهِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَبِالْمُعَوِّذَتَيْنِ جَمِيعًا ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ وَمَا بَلَغَتْ يَدَاهُ مِنْ جَسَدِهِ قَالَتْ عَائِشَةُ فَلَمَّا اشْتَكَى كَانَ يَأْمُرُنِي أَنْ أَفْعَلَ ذَلِكَ بِهِ قَالَ يُونُسُ كُنْتُ أَرَى ابْنَ شِهَابٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ إِذَا أَتَى إِلَى فِرَاشِهِ
5307. Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah Al Uwaisi telah menceritakan kepada kami Sulaiman dari Yunus dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az Zubair dari 'Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak tidur, maka beliau akan meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca QUL HUWALLAHU AHAD (QS Al Ikhlas 1-4) dan Mu'awidzatain (An Nas dan Al Falaq), kemudian beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata; Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu." Yunus berkata; aku melihat Ibnu Syihab apabila hendak tidur, ia melakukan hal itu juga."

٥٣٠٨ - حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي بِشْرٍ عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ رَهْطًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْطَلَقُوا فِي سَفْرَةٍ سَافَرُوهَا حَتَّى نَزَلُوا بِحَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوهُمْ فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمْ فَلُدِغَ سَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ فَسَعَوْا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لَا يَنْفَعُهُ شَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلَاءِ الرَّهْطَ الَّذِينَ قَدْ نَزَلُوا بِكُمْ لَعَلَّهُ أَنْ يَكُونَ عِنْدَ بَعْضِهِمْ شَيْءٌ فَأَتَوْهُمْ فَقَالُوا يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ إِنَّ سَيِّدَنَا لُدِغَ فَسَعَيْنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لَا يَنْفَعُهُ شَيْءٌ فَهَلْ عِنْدَ أَحَدٍ مِنْكُمْ شَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ نَعَمْ وَاللَّهِ إِنِّي لَرَاقٍ وَلَكِنْ وَاللَّهِ لَقَدْ اسْتَضَفْنَاكُمْ فَلَمْ تُضَيِّفُونَا فَمَا أَنَا بِرَاقٍ لَكُمْ حَتَّى تَجْعَلُوا لَنَا جُعْلًا فَصَالَحُوهُمْ عَلَى قَطِيعٍ مِنْ الْغَنَمِ فَانْطَلَقَ فَجَعَلَ يَتْفُلُ وَيَقْرَأُ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَتَّى لَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ فَانْطَلَقَ يَمْشِي مَا بِهِ قَلَبَةٌ قَالَ فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمْ الَّذِي صَالَحُوهُمْ عَلَيْهِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ اقْسِمُوا فَقَالَ الَّذِي رَقَى لَا تَفْعَلُوا حَتَّى نَأْتِيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَذْكُرَ لَهُ الَّذِي كَانَ فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا فَقَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرُوا لَهُ فَقَالَ وَمَا يُدْرِيكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ أَصَبْتُمْ اقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي مَعَكُمْ بِسَهْمٍ

5308. Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Bisyr dari Abu Al Mutawakkil dari Abu Sa'id bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi dalam suatu perjalanan, ketika mereka singgah di suatu perkampungan dari perkampungan Arab, mereka meminta supaya diberi jamuan, namun penduduk perkampungan itu enggan untuk menjamu mereka, ternyata salah seorang dari tokoh mereka tersengat binatang berbisa, mereka sudah berusaha menerapinya namun tidak juga memberi manfa'at sama sekali, maka sebagian mereka mengatakan; "Sekiranya kalian mendatangi sekelompok laki-laki (sahabat Nabi) yang singgah di tempat kalian, semoga saja salah seorang dari mereka ada yang memiliki sesuatu, lantas mereka mendatangi para sahabat Nabi sambil berkata; "Wahai orang-orang, sesungguhnya pemimpin kami tersengat binatang berbisa, dan kami telah berusaha menerapinya dengan segala sesuatu namun tidak juga membuahkan hasil, apakah salah seorang dari kalian memiliki sesuatu (sebagai obat)?" Salah seorang sahabat Nabi menjawab; "Ya, demi Allah aku akan meruqyahnya (menjampinya), akan tetapi demi Allah, sungguh kami tadi meminta kalian supaya menjamu kami, namun kalian enggan menjamu kami, dan aku tidak akan meruqyah (menjampinya) sehingga kalian memberikan imbalan kepada kami." Lantas penduduk kampung itu menjamu mereka dengan menyediakan beberapa ekor kambing, lalu salah satu sahabat Nabi itu pergi dan membaca al hamdulillahi rabbil 'alamin (al fatihah) dan meludahkan kepadanya hingga seakan-akan pemimpin mereka terlepas dari tali yang membelenggunya dan terbebas dari penyakit yang dapat membinasakannya. Abu Sa'id berkata; "Lantas penduduk kampung tersebut memberikan imbalan yang telah mereka persiapkan kepada sahabat Nabi, dan sahabat Nabi yang lain pun berkata; "Bagilah." Namun sahabat yang meruqyah berkata; "Jangan dulu sebelum kita menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan apa yang terjadi dan kita akan melihat apa yang beliau perintahkan kepada kita." Setelah itu mereka menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukannya kepada beliau, beliau bersabda: "Apakah kamu tidak tahu bahwa itu adalah ruqyah? Dan kalian telah mendapatkan imbalan darinya, maka bagilah dan berilah bagian untukku."

٥٦ -  الطب » ٣٠٣٩ -  مسح الراقي الوجع بيده اليمنى
56. Pengobatan » 3039. Orang yang menjampi mengusap penyakit dengan tangan kanan

باب مَسْحِ الرَّاقِي الْوَجَعَ بِيَدِهِ الْيُمْنَى: 
٥٣٠٩ - حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُسْلِمٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ بَعْضَهُمْ يَمْسَحُهُ بِيَمِينِهِ أَذْهِبْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا فَذَكَرْتُهُ لِمَنْصُورٍ فَحَدَّثَنِي عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ بِنَحْوِهِ
5309. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Yahya dari Sufyan dari Al A'masy dari Muslim dari Masruq dari 'Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memintakan perlindungan untuk sebagian keluarga beliau, lalu beliau mengusapkan kepadanya dengan tangan kanannya sambil berdo'a: "ADZHIBIL BA`SA ALLAHUMMA RABBAN NAASI WASYFII ANTA SYAAFI LAA SYIFAA`A ILLA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Hilangkanlah rasa sakit Ya Allah Rabb manusia, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit)." Lalu aku menceritakan hal ini kepada Manshur, maka dia menceritakan kepadaku dari Ibrahim dari Masruq dari Aisyah seperti hadits di atas.












Tafsir asas quran nota 9(302)252

Tafsir asas quran nota 9(302)252

benda itu bangkai atau darah yang mengalir atau daging babi kerana sesungguhnya ia adalah kotor atau sesuatu yang dilakukan secara fasik, iaitu binatang yang disembelih atas nama yang lain dari Allah. Kemudian sesiapa yang terpaksa (memakannya kerana darurat) sedang dia tidak mengingininya dan tidak melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (145). Dan Kami atas orang-orang Yahudi segala binatang yang berkuku dan dari lembu dan kambing pula Kami haramkan kepada mereka lemaknya. kecuali (lemak) yang ada pada belakangnya atau yang menyelaputi perkakas dalam perutnya atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami balas mereka dengan sebab kcderhakaan mereka dan sesungguhnya Kamilah yang benar. (146). Kemudian jika mereka mendustakanmu (wahai Muhammad) maka katakanlah: Tuhan kamu mempunyai rahmat yang luas melimpah-ruah dan azab seksaNya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa. (147). (al-Anaam: 145-147).

Dalil Ketiga ialah firman Allah berikut:

Ar-Ra'd 13:39
يَمْحُوا۟ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثْبِتُۖ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلْكِتَٰبِ 
Maksudnya: Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan disisiNyalah terdapat Ummul Kitab (Lauh mahfuzh).
(ar-Ra'd:39).

Sekali pandang tidak akan kelihatan di mana letaknya dalil tentang adanya hukum nasakh di dalam ayat ini. Tetapi golongan kedua tetap menjadikannya sebagai dalil. Kata mereka, itu dalil umum. Walaupun perkataan nasakh tidak tersebut di dalamnya, namun perkataan menghapuskan bukankah ada di situ? Nah itulah dalilnya! Menghapuskan ertinya bagi mereka ialah memansukhkan dan menetapkan pula bererti tidak memansukhkan. Sama ada ayat yang dimansukhkan atau tidak, semuanya ada di dalam Ummul-Kitab iaitu Lauh Mahfuz. Bukan ayat al-Qur'an sahaja yang dihapuskan dan ditetapkan oleh Allah, banyak lagi yang lain, tetapi menghapuskan dengan erti memansukhkan dan menetapkan dengan erti tidak memansukhkan ayat al-Qur'an adalah salah satu daripadanya. Kata mereka, oleh kerana di sini ada qarinah (petunjuk) yang menunjukkan bahawa yang dihapuskan dan ditetapkan oleh Allah ialah ayat alQur'an, maka itulah salah satu mafhumnya yang tidak harus diabaikan sama sekali, Qarinah yang dimaksudkan ialah ayat ke-38 sebelumnya. Ayat itulah yang menunjukkan perkataan menghapuskan seharusnya dipakai dengan erti memansukhkan dan menetapkan  dipakai dengan erti tidak memansukhkan. Cuba lihat ayat ke-38 di bawah ini:

Ar-Ra'd 13:38
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَٰجًا وَذُرِّيَّةًۚ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأْتِىَ بِـَٔايَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِۗ لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ 


252

Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Tidak ada hak bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu bukti (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Untuk setiap masa ada Kitab (tertentu).


Daurah tafsir 2019 sesi 22(57)nota 16(346)

Daurah tafsir 2019 sesi 22(57)nota 16(346)

Surah Al Hadid
Tertib surah 57
Bilangan ayatnya 29
Bilangan rukuk 4
Surah Madaniyyah
Tertib turunnya yg ke 94
Bilangan paragrafnya ada 5
Paragraf 1 ayat 1-15 
Seruan supaya bertauhid ,beriman dan berinfaq
Ayat 1-6 Sifat-sifat tuhan
Ayat 7-9 Seruan supaya beriman  dan berinfaq
Ayat  10-11 Kelebihan terdulu menyertai jihad
Ayat 12-15 Perihal orang-orang munafik dihari qiamat.
Paragraf 2 ayat 16-17 
Jangan jadi keras hati seperti ahli kitab
Ayat 16 Ahli kitab.
Ayat 17 Hukum risalah dan hidayah
Paragraf 3 ayat 18-20 Pahala infaq
Ayat 18-19 Pahala iman dan infaq
Ayat 20 Hakikat dunia dan akhirat
Paragraf 4 ayat 21-24 
Seruan supaya segera melakukan kebajikan
Ayat 21 Seruan bersegera memohon keampunan dan syurga
Ayat 22-23 Arahan bersabar atas kerugian hartabenda dan nyawa.
Ayat 24 Peliharalah diri dari sifat bakhil.
Paragraf 5 ayat 25-29
Tujuan diutus sekalian rasul untuk menegak keadilan
Ayat 25-26 Keadilan dan kesaksamaan
Ayat 27 Elakan diri dari rabaniyyah
Ayat 28 Seruan kepada Ahli kitab supaya beriman,berinfaq, berjihad dan berlaku adil
Ayat 29 Kerasulan bukan monopoli keturunan tertentu

Mesej utama
لِيَقُومَ النَّاسُ بِالقِسطِ
Hendaklah kamu berjihad dengan harta benda dan jiwaraga dalam keadaan beraqidah tauhid yang betul  disamping mengelak diri  daripada nifaq, cintakan dunia, kebakhilan dan rahbaniyyah  supaya dengan itu akhirnya tertegak kerajaan Islam yang menegakkan keadilan  dan kesaksamaan sesuai dengan ajaran sekalian nabi dan rasul.

Selasa, Mac 30, 2021

Tafsir asas quran nota 9(286-301)18s

Tafsir asas quran nota 9(286-301)18s

Bantahan Golongan Ketiga Terhadap Dalil-Dalil Yang Dipegang Oleh Golongan Muta'kkhirin Yang Menerima Konsep Nasakh.
Terdapat tiga golongan ahli tafsir di kalangan para 'ulama' 
a hli as-Sunnah Wa al-Jama'ah yang berbeda pandangan tentang konsep nasakh di dalam al-Qur'an. 
Pertama ialah golongan mutaqaddimin. 
Kedua ialah golongan muta'kkhirin. Dan 
Ketiga ialah golongan معاصرين  atau 'ulama' yang kebanyakannya muncul di zaman mutakkhir.

Mereka ialah orang-orang yang tidak menerima langsung konsep nasakh yang diterima oleh golongan kedua atau golongan muta'kkhirin. Konsep nasakh yang diterima oleh golongan mutaqaddimin diterima juga oleh mereka secara 'amnya, cuma apa yang tidak diterima oleh mereka hanyalah konsep nasakh menurut istilah muta'akkhirin dan juga istilah nasakh di sisi golongan mutaqaddimin yang amat luas rangkumannya. Mereka hanyalah tidak menerima berlakunya nasakh di dalam al-Qur'an sahaja. Adapun dalam hadits-hadits Nabi, mereka juga seperti orang-orang
lain tetap menerima kewujudannya. Bahkan adanya nasakh dalam hadits-hadits merupakan suatu perkara yang diijma'kan di kalangan kaum muslimin tanpa kecuali
dari dahulu hingga sekarang. Sebelum ini telah pun dibincangkan tentang perbedaan konsep nasakh di antara
mutaqaddimin dan muta'kkhirin. Orang-orang yang menerima konsep nasakh, baik dari kalangan mutaqaddimin mahupun muta'kkhirin berpegang dengan dalil-dalil tertentu. Ia dapat dibahagikan kepada dua bentuk. Pertama, dalil-dalil naqli. Dan
Kedua, dalil-dalil 'Aqli. 
Di dalam nota ke-12 yang lalu telah pun dikemukakan secara ringkas dalil-dalil naqli yang menjadi pegangan golongan yang menerima konsep nasakh itu. Ia terdiri daripada beberapa ayat al-Qur'an dan beberapa hadits
Rasulullah s.a.w.
Dalil pertama ialah firman Allah berikut:
Bermaksud: Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding
dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahawa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (al-Baqarah: 106).

Al-Baqarah 2:106
مَا نَنسَخْ مِنْ ءَايَةٍ أَوْ نُنسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِّنْهَآ أَوْ مِثْلِهَآۗ أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ 
Ayat yang Kami batalkan atau Kami hilangkan dari ingatan, pasti Kami ganti dengan yang lebih baik atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu tahu bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu?


Kata golongan kedua iaitu golongan muta'akkhirin, firman Allah ini menunjukkan adanya ayat al-Qur'an tertentu yang dimansukhkan. Maka tentulah ada pula naasikhnya. Allah sendiri mengatakan "Tidak ada satu pun ayat yang Kami nasakhkan atau Kami lupakan manusia terhadapnya melainkan Kami akan bawakan (ayat) yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya".

Ayat ini kata mereka menunjukkan beberapa perkara:
(a) Adanya ayat al-Qur'an yang dimansukhkan oleh Allah.
(b) Adanya ayat al-Qur'an yang Allah lupakan manusia terhadapnya.
(c) Apabila Allah menasakhkan sesuatu ayat al-Qur'an, ia pasti digantiNya dengan ayat yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya.
(d) Ayat Naasikh (yang memansukhkan) lebih baik daripada ayat mansukh atau setidak-tidaknya ia mesti sebanding dengannya.
Ayat 106 dari Surah al-Baqarah itu menurut mereka menunjukkan adanya ayat-ayat al-Qur'an yang mansukh hukum atau bacaannya, atau mansukh kedua-duanya sekali dan diganti dengan yang lebih baik daripadanya atau seumpamanya.

Bantahan Terhadap Dalil Pertama.
Golongan ketiga mengkritik dan mempertikaikan cara golongan kedua memahami ayat itu. Kesilapan golongan kedua bagi mereka terletak pada beberapa perkara:
(a) Mereka telah memakai perkataan ننسخ (Kami nasakhkan) dengan erti Kami mansukhkan atau Kami tukarkan hukum yang terdapat di dalam sesuatu ayat dengan hukum yang terdapat di dalam ayat lain yang diturunkan kemudian. Padahal perkataan nasakh menurut bahasa 'Arab tidak semestinya bererti begitu. Jika dilihat kepada erti nasakh yang telah diberikan sebelum ini, maka ada banyak sekali ertinya. Antaranya ialah:
(i) Nasakh dengan erti penghapusan.
(ii) Nasakh dengan erti perubahan dari satu keadaan kepada keadaan yang lain.
(iii) Nasakh dengan erti al-Izalah ataumenghilangkan.
(iv) Nasakh dengan erti an-Naqlu, iaitu pemindahan dari suatu tempat ke suaru tempat yang lain.
(v) Nasakh dengan erti at-Tabdil atau penukaran.
(vi) Nasakh dengan erti at-Tahwil atau pemalingan.
(vii) Nasakh dengan erti salin atau menyalin.
(viii) Dan lain-lain.
Mereka pula memakai perkataan itu menurut istilah mutaakkhirin yang diada-adakan oleh mereka sendiri, iaitu menasakhkan (menghiangkan / menukarkan /
menghapuskan) suatu hukum terdahulu dengan suatu hukum lain yang datangnya terkemudian!
(b) Mereka juga memakai perkataan ايه yang tersebut di dalamnya dengan erti ayat al-Qur'an' . Padahal perkataan ايه mempunyai banyak lagi erti yang lain menurut bahasa Arab.

Antara ertinya ialah:
(i) Tanda; alamat.
(ii) Bukti; dalil; hujah. 
(iii) Mujizat. 
(iv)Ayat. 
(v) Hukum. 
(vi) Pengajaran; teladan. 
(vii) contoh. 
(viii) Dan lain-lain.

Golongan ketiga berpendapat perkataan ايه di dalam Surah al-Baqarah , ayat 106 itu sebetulnya bererti mukjizat. Jadi maksud firman Allah itu ialah :"Tidak Kami tukar/hilangkan sesuatu mujizat (seseorang nabi) atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, melainkan Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya'. Tidakkah kamu mengetahui bahawa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?"

Di zaman Nabi Musa as sebagai contohnya, Allah telah memberikan kepada Baginda mukjizat-mukjizat tertentu sebagai sokongan dan bukti daripadaNya bahawa baginda
adalah Rasul Allah yang sebenar. Kemudian setelah Allah mengutuskan Nabi  Isa as , Baginda diberikan mukjizat- mukjizat yang lain pula sebagai ganti kepada mukjizat- mukjizat yang pernah diberikan kepada Nabi Musa a.s. sebelumnya.

Mukjizat-mukjizat Musa telah dilupakan oleh manusia kemudian kerana ia telah agak lama berlalu' . Begitu juga dengan mukjizat-mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada
Nabi kita Muhammad s.a.w. Ia diberikan kepada Baginda sebagai ganti kepada mukjizat-mukjizat yang pernah diberikan kepada Nabi Musa dan Nabi Isa yang telah berlalu sebelum baginda. Mukjizat-mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada seseorang nabi di zaman masing-masing adalah lebih baik daripada mu'jizat yang diberikan kepada nabi sebelumnya, paling tidak pun ia adalah sebanding dan setara dengannya.Al-Qur'an adalah salah satu mu'jizat yang diberikan sebagai ganti mu'jizat-mu'jizat yang pernah diberikan kepada nabi-nabi terdahulu. Ia tentunya lebih baik dan lebih sesuai untuk umat akhir zaman berbanding mu'jizat-mu'jizat yang pernah diberikankepada nabi-nabi sebelum baginda. Ia bahkan lebih baik daripada kitab-kitab yang pernah diturunkan oleh Allah kepada nabi-nabi dan rasul-rasul sebelum Muhammadsebagai mu'jizat. Al-Qur'an melebihi kitab Taurat dan Injil sebagai contohnya dari
semua segi.

Ayat 106 Surah al-Baqarah itu menurut mereka, diturunkan sebagai bantahan terhadap golongan Yahudi yang meminta Nabi s.a.w. mengemukakan mu'jizat kebendaan seperti yang pernah diberikan kepada Musa dan 'lsa a.s. Apa yang disebut Allah sebagai "yang lebih baik daripadanya" itu ialah al-Qur'an. Ia merupakan mu'jizat yang lebih baik daripada mu'jizat-mu'jizat kebendaan yang mereka minta itu. Kerana zaman Nabi Muhammad s.a.w. dan umatnya adalah zaman ilmu pengetahuan dan penulisan, zaman sains dan kesusasteraan. Tidak seperti zaman Nabi Musa a.s. dan umatnya, ia adalah zaman berleluasanya ilmu sihir. Maka wajarlah kalau Nabi Musa a.s. diberikan mu'jizat-mu'jizat kebendaan yang sesuai dengannya. Diberikan kepadanya tongkat sakti yang dapat bertukar menjadi ular dan dapat membelah lautan. Pada lahirnya ia kelihatan seperti sihir juga, cuma ilmu sihir lemah terus apabila berhadapan dengannya. 

Walaupun begitu, bukanlah bererti al-Qur'an sahaja yang diberi Allah kepada Nabi kita Muhammad sebagai mu'jizat. Mu'jizat kebendaan yang setanding atau lebih kurang serupa dengan yang pernah diberikan kepada Musa dan 'Isa juga diberikan kepadanya. Antara mu'jizat kebendaan yang pernah diberikan kepada Nabi kita ialah keluarnya air dari celah-celah jari-jemari baginda sehingga ia mencukupi untuk berpuluh-puluh orang berwudhu'. Memasukkan kembali mata sahabat yang bernama Qataadah setelah ia tersembur keluar akibat terkena senjata musuh dan ia kembali pulih seperti sediakala, bahkan lebih baik dari sebelumnya dan lain-lain lagi.

Itulah bagi mereka maksud firman Allah di dalam ayat yang sama: "Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya." Semua itu berkait dengan mu'jizat. Ia langsung tiada kaitan dengan memansukhkan mana-mana ayat al-Qur'an, apalagi untuk dikata ia memansukhkan ayat hukum secara khusus. Untuk maksud itu, isyarat pun tidak terdapat di dalamnya!
Perkataan آية sememangnya ada digunakan di dalam al-Qur'an dengan erti tanda kebesaran dan kekuasaan Allah atau mu'jizat pada beberapa tempat. Umpamanya di
dalam dua ayat berikut:

Al-Anbiya 21:81
وَلِسُلَيْمَٰنَ ٱلرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِى بِأَمْرِهِۦٓ إِلَى ٱلْأَرْضِ ٱلَّتِى بَٰرَكْنَا فِيهَاۚ وَكُنَّا بِكُلِّ شَىْءٍ عَٰلِمِينَ 
Bermaksud: Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan
anaknya tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (al-Anbiyaa':91).


Al-Mu'minun 23:50
وَجَعَلْنَا ٱبْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُۥٓ ءَايَةً وَءَاوَيْنَٰهُمَآ إِلَىٰ رَبْوَةٍ ذَاتِ قَرَارٍ وَمَعِينٍ 
Bermaksud: Dan Kami jadikan (Nabi lsa) Ibni Mariam serta ibunya sebagai satu tanda (mu'jizat) dan Kami telah menempatkan keduanya di tanah tinggi, tempat tinggal
yang ada tanaman dan mata air yang mengalir. (al-Mu'minun:50).

Selain itu ayat 106 Surah al-Baqarah juga disudahi dengan menyebutkan sifat Maha kuasa Allah atas segala sesuatu melalui firman Allah yang bermaksud: "Tidakkah
kamu mengetahui bahawa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?"

Kalaulah perkataan آية di dalamnya tidak dipakai dengan erti tanda kekuasaan dan kebesaran Allah atau mu'jizat (آية كونية), niscaya tidak sesuailah sifat Maha kuasa Allah atas segala sesuatu dijadikan sebagai penutupnya! Kalaulah perkataan آية yang tersebut di dalamnya bererti ayat al-Qur'an yangberkaitan dengan hukum-hakam آية تشريعية, niscaya sifat Allah yang sesuai dijadikan sebagai penutup ayat tersebut bukan قدر (Maha Kuasa), sebaliknya sifat ,عليم (Maha Mengetahui), حكيم (Maha Bijaksana)atau خبير. (Maha Mendalam llmuNya).
Semua ini menunjukkan ayat 106 yang dijadikan sebagai hujah bagi adanya nasakh didalam al-Qur'an itu sebenarnya tidak jitu.

(c) Siyaq (ayat selepas) dan sibaq (ayat sebelum) bagi ayat 106 juga tidak menyokong pendapat golongan kedua, kerana ayat sebelumnya jelas berbicara tentang Kitab dan
mu'jizat yang diturunkan Allah kepada nabi-nabiNya. Allah berfirman:

Al-Baqarah 2:105
مَّا يَوَدُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ وَلَا ٱلْمُشْرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيْكُم مِّنْ خَيْرٍ مِّن رَّبِّكُمْۗ وَٱللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِۦ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ 
Bermaksud: Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah
menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai kurnia yang besar. (al-Baqarah:105).

Demikian juga dengan ayat 108 selepasnya. Lihat firman Allah berkenaan:

Al-Baqarah 2:108
أَمْ تُرِيدُونَ أَن تَسْـَٔلُوا۟ رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَىٰ مِن قَبْلُۗ وَمَن يَتَبَدَّلِ ٱلْكُفْرَ بِٱلْإِيمَٰنِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ 
Bermaksud: Apakah kamu hendak meminta kepada Rasulmu seperti Bani Israel meminta kepada Musa pada zarnan dahulu? Dan sesiapa yang menukar iman dengan
kekufuran, maka sesungguhnya dia telah sesat dari jalan yang lurus. (al-Baqarah:108).

Melalui ayat ini Allah menempelak orang-orang yang mahukan mu'jizat daripada Rasulullah seperti mu'jizat- mu'jizat yang pernah diberikan kepada Musa dahulu.
Padahal Allah menghendaki mu'jizat al-Qur'an untuk umat ini sebagai ganti mu'jizat-mu'jizat seperti yang pernah diberikan kepada Musa, iaitu mu'jizat-mu'jizat yang
bersifat sementara waktu, mu'jizat-mu'jizat yang lenyap dengan wafatnya rasul Allah.

Senggang empat ayat selepas ayat 108 ini Allah mendedahkan perihal orang-orang Yahudi dan Nashara yang saling menyesatkan satu sama lain. Padahal masing-masing daripada mereka mempunyai kitab (suci dari langit). Tetapi, oleh kerana mereka berpegang dengan kitab yang sudah mansukh dan telah luput tarikh penggunaannya, maka mereka tidak dapat bersatu padu, sebaliknya berpecah belah. Masing-masing menda'wa merekalah ahli syurga. Hanya mereka sahaja yang benar, kerana itu mereka sahajalah yang layak masuk syurga! Lihat firman Allah berkenaan:

Al-Baqarah 2:113
وَقَالَتِ ٱلْيَهُودُ لَيْسَتِ ٱلنَّصَٰرَىٰ عَلَىٰ شَىْءٍ وَقَالَتِ ٱلنَّصَٰرَىٰ لَيْسَتِ ٱلْيَهُودُ عَلَىٰ شَىْءٍ وَهُمْ يَتْلُونَ ٱلْكِتَٰبَۗ كَذَٰلِكَ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ مِثْلَ قَوْلِهِمْۚ فَٱللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُوا۟ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ 
Bermaksud; Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai pegangan (agama yang benar)", dan orang-orang Nasrani pula berkata:"Orang-orang Yahudi tidak mempunyai pegangan (agama yang benar)".

Padahal mereka (sama-sama) membaca al Kitab (masing-masing). Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat mengenai perselisihan mereka. (al-Baqarah:113).

(d) Sesetengah 'ulama' dari kalangan golongan ketiga pula memakai perkataan آية didalam firman Allah ayat ke-106 Surah al-Baqarah itu dengan erti syari'at-syari'at
yang lalu. Maksudnya ialah "Tidak Kami mansukhkan mana-mana syari'at nabi terdahulu atau Kami lupakannya melainkan Kami datangkan syari'at lain yang lebih baik daripadanya sebagai ganti. Paling tidak pun Kami datangkan syari'at yang sebanding dengannya."
Ayat ini bagi mereka menunjukkan syari'at nabi terdahulu termansukh semuanya atau sebahagian daripadanya dengan syari'at yang dibawa oleh nabi selepasnya. Ini adalah suatu perkara yang disepakati oleh semua pihak. Tiada siapa pun yang mempertikaikan hakikat ini termasuk juga golongan ketiga.

(e) Jika diterima sekalipun perkataan آية di dalam ayat 106 Surah al-Baqarah itu sebagai ayat al-Qur'an sekalipun masih belum pasti ia menunjukkan bahawa sememangnya ada ayat-ayat al-Qur'an tertentu yang dimansukhkan dengan ayat lain. Apalagi untuk dikatakan ia dimansukhkan dengan hadits, ijma' atau dengan qias sebagaimana yang dida'wa oleh golongan yang menerima adanya nasakh secara
khususnya dalam bab hukum-hakam! Sebabnya ialah perkataan ما yang tersebut di permulaan ayat 106 adalah ما شرطية جزائية. Perkataan ننسخ adalah syaratnya. Dan rangkai kata نأت بخير منها pula adalah jawab bagi مالشرطية di permulaan ayat berkenaan. Sebagaimana apabila engkau berkata, من جاءك فأكرمه (Sesiapa datang kepadamu, maka muliakanlah dia), maka kata-katamu itu tidaklah menunjukkan secara pasti akan berlaku kedatangan, ia paling tinggi pun menunjukkan jika diandaikan ada sesiapa datang, maka mestilah engkau muliakannya. Demikian juga dengan ayat berkenaan, ia tidak menunjukkan sememangnya ada berlaku nasakh terhadap ayat-ayat tertentu. Ia hanyalah menunjukkan jika diandaikan berlaku nasakh terhadap mana-mana ayat al-Qur'an, maka mestilah Allah akan mendatangkan ayat yang lebih baik daripada ayat yang dinasakhkan, atau paling tidak pun yang setara dengannya.

Kesimpulannya ialah ayat itu tidak merupakan nas yang terang tentang berlakunya nasakh di dalam al-Qur'an.
Malah sebaliknya ia secara tidak langsung menunjukkan tentang tidak adanya nasakh di dalam al-Qur'an.
Keadaannya sama seperti firman Allah berikut ini:

Yunus 10:94
فَإِن كُنتَ فِى شَكٍّ مِّمَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ فَسْـَٔلِ ٱلَّذِينَ يَقْرَءُونَ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكَۚ لَقَدْ جَآءَكَ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُمْتَرِينَ 
Bermaksud: Maka jika engkau (wahai Muhammad) berasa ragu-ragu tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka bertanyalah kepada orang-orang yang membaca
kitab (yang diturunkan) sebelummu. Sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau temasuk (dalam kumpulan) orang-orang yang ragu-ragu. (Yunus:94).

Jelas sekali apa yang tersebut sebagai syarat di dalam ayat ini tidak berlaku. Memang tidak ada berlaku Nabi s.a.w. berasa ragu-ragu tentang apa yang Allah turunkan
kepadanya. Itu adalah suatu yang mustahil berlakunya kepada Nabi s.a.w. Olehkerana tidak ada berlaku syaratnya, maka tidak berlakulah pula jawabnya, iaitu tidak
ada berlakulah pula Nabi s.a.w. bertanya kepada orang-orang yang membaca kitab sebelumnya. Ayat itu seolah-olahnya menyatakan "Oleh kerana tidak ada sebarang keraguan dalam dirimu terhadap al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah kepadamu, maka tidak perlulah engkau bertanya Ahlil Kitab." Itulah sebabnya Nabi s.a.w.
melarang umatnya bertanya apa-apa kepada Ahlil Kitab, kerana mereka hanya akan mengacau-bilaukan ma'lumat yang sedia ada pada umat dengan memberikan ajaran
agama mereka yang mengarut dan telah diselewengkan.

Penggunaan uslub (gaya bahasa) syarat yang tidak berlaku, maka tidak berlakulah pula jawabnya seperti yang terdapat dalam ayat 94 Surah Yunus itu terdapat pada beberapa tempat lagi di dalam al-Qur'an. Supaya dapat difahami dengan betul uslub itu dibawah ini dikemukakan dua lagi contohnya. Allah berfirman:

Al-An'am 6:116
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ 
Bermaksud: Dan jika engkau menurut kebanyakan orang yang ada di muka bumi,nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah; tiadalah yang mereka turut melainkan sangkaan semata-mata dan mereka tidak lain hanyalah berdusta. (al-An'aam:116).

Syarat yang disebut di dalam ayat 116 Surah al-An'aam itu ialah 'Jika engkau menurut kebanyakan orang yang ada di muka bumi". Oleh kerana ia tidak berlaku, maka tidak berlakulah juga jawabnya, iaitu "niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah".

Az-Zumar 39:65
وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ 
Bermaksud: Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu (wahai Muhammad) dan kepada nabi-nabi yang terdahulu daripadamu, "Demi sesungguhnya! jika engkau
mempersekutukan (sesuatu yang lain dengan Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu dan engkau akan tetap menjadi orang-orang yang rugi. (az-Zumar:65).

Syarat yang disebutkan di dalam ayat ini ialah 'Jika engkau mempersekutukan (Allah)". Ia tidak berlaku, maka tidak berlakulah juga jawabnya, iaitu "niscaya akan
terhapuslah amalmu dan engkau akan tetap menjadi orang-orang yang rugi". Begitulah juga dengan ayat 106 Surah al-Baqarah yang sedang kita bincangkan
sekarang. Oleh kerana tidak ada berlaku nasakh yang merupakan syarat di dalamnya, maka tidak adalah juga jawabnya, iaitu keperluan mendatangkan ayat lain yang lebih baik daripadanya atau yang setara dengannya. Uslub itu seolah-olahnya menyatakan maksud Allah yang sebenarnya, bahawa tiada pemansukhan, penukaran atau tindakan melupakan (nabi atau umat terhadap) mana-mana ayat al-Qur'an berlaku. Oleh itu tidak adalah keperluan Kami mendatangkan ayat lain yang lebih baik daripadanya
atau yang setara dengannya. Kerana sememangnya tidak ada yang lebih baik daripada al-Qur'an yang telah diturunkan oleh Allah kepada NabiNya Muhammad s.a.w.

beberapa tempat lagi di dalam al-Qur'an. Supaya dapat difahami dengan betul uslub itu dibawah ini dikemukakan dua lagi contohnya. Allah berfirman:

Al-An'am 6:116
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ 
Bermaksud: Dan jika engkau menurut kebanyakan orang yang ada di muka bumi,nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah; tiadalah yang mereka turut melainkan sangkaan semata-mata dan mereka tidak lain hanyalah berdusta. (al-An'aam:116).

Syarat yang disebut di dalam ayat 116 Surah al-An'aam itu ialah 'Jika engkau menurut kebanyakan orang yang ada di muka bumi". Oleh kerana ia tidak berlaku, maka tidak berlakulah juga jawabnya, iaitu "niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah".

Az-Zumar 39:65
وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ 
Bermaksud: Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu (wahai Muhammad) dan kepada nabi-nabi yang terdahulu daripadamu, "Demi sesungguhnya! jika engkau
mempersekutukan (sesuatu yang lain dengan Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu dan engkau akan tetap menjadi orang-orang yang rugi. (az-Zumar:65).

Syarat yang disebutkan di dalam ayat ini ialah 'Jika engkau mempersekutukan (Allah)". Ia tidak berlaku, maka tidak berlakulah juga jawabnya, iaitu "niscaya akan
terhapuslah amalmu dan engkau akan tetap menjadi orang-orang yang rugi". Begitulah juga dengan ayat 106 Surah al-Baqarah yang sedang kita bincangkan
sekarang. Oleh kerana tidak ada berlaku nasakh yang merupakan syarat di dalamnya, maka tidak adalah juga jawabnya, iaitu keperluan mendatangkan ayat lain yang lebih baik daripadanya atau yang setara dengannya. Uslub itu seolah-olahnya menyatakan maksud Allah yang sebenarnya, bahawa tiada pemansukhan, penukaran atau tindakan melupakan (nabi atau umat terhadap) mana-mana ayat al-Qur'an berlaku. Oleh itu tidak adalah keperluan Kami mendatangkan ayat lain yang lebih baik daripadanya
atau yang setara dengannya. Kerana sememangnya tidak ada yang lebih baik daripada al-Qur'an yang telah diturunkan oleh Allah kepada NabiNya Muhammad s.a.w.

Membawa ayat al-Qur'an lain sebagai ganti yang setara dengan yang sedia ada juga suatu perbuatan yang sia-sia. Kerana kalau ia sudah baik, untuk apa digantinya dengan ayat lain yang sama saja daripada segi kebaikan dengannya?

(f) Rangkai kata أوننسها (atau Kami melupakan manusia kepadanya) yang terdapat didalam ayat yang sama (ayat 106 Surah al-Baqarah) juga akan menimbulkan banyak
kemusykilan jika perkataan Kami "nasakhkan" yang tersebut sebelumnya dipakai dengan erti menasakhkan mana-mana ayat al-Qur'an, terutamanya ayat hukum!
Manusia manakah yang Allah lupakan ayat yang dikatakan telah mansukh itu? Kalau manusia yang dimaksudkan di situ ialah kita para umat, maka jelas sekali tidak benarnya. Kerana semua orang tahu dan ingat ayat yang dimansukhkan, seperti juga ayat yang memansukhkannya. Kalau tidak ingat bagaimana ia boleh disebutkan,
malah dibincangkan?! Jika dikatakan orang yang Allah lupakan dia terhadap ayat al-Quran yang dimansukhkan itu ialah Rasulullah s.a.w. sendiri sebagaimana yang
terdapat dalam sesetengah riwayat, maka ia juga jelas bercanggah dengan kenyataan. Kerana telah dikatakan Nabi s.a.w. sendirilah yang memberitahu tentang
kemansukhannya. Kalau baginda betul-betul telah terlupa, bagaimana baginda dapat menceritakan pula kepada para sahabat?! Selain itu ia juga bercanggah dengan firman
Allah yang memberi jaminan akan menjaga dan mengingatkan Nabi s.a.w. akan apa yang diwahyukan kepadanya! Lihat sebagai contohnya firman Allah berikut:

Al-Qiyamah 75:16
لَا تُحَرِّكْ بِهِۦ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِۦٓ 
Al-Qiyamah 75:17
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُۥ وَقُرْءَانَهُۥ 
Al-Qiyamah 75:18
فَإِذَا قَرَأْنَٰهُ فَٱتَّبِعْ قُرْءَانَهُۥ 
Al-Qiyamah 75:19
ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُۥ 
Bermaksud: Janganlah engkau (wahai Muhammad) Kerana hendakkan cepat menghafaz Quran yang diturunkan kepadamu menggerakkan lidahmu membacanya
(sebelum selesai dibacakan kepadamu). (16).
 Sesungguhnya Kamilah yang berkuasa mengumpulkan Al-Quran itu (dalam dadamu) dan menetapkan bacaannya (pada lidahmu); (17). 
Oleh itu, apabila Kami telah menyempurnakan bacaannya (kepadamu,dengan perantaraan Jibril), maka bacalah menurut bacaannya itu; (18). 
Kemudian,sesungguhnya kepada Kamilah terserah urusan menjelaskan kandungannya(yang memerlukan penjelasan). (19). (al-Qiyaamah: 16-19).

Jika anda memakainya dengan erti "Kami melupakan manusia terhadap mu'jizat yang pernah diberikan kepada mana-mana nabi terdahulu", maka dengan mudah saja ia
akan dapat difahami. Kerana sudah menjadi tabi'i manusia akan terlupa kepada sesuatu yang telah lampau pada masa lalu yang agak lama. Demikian juga kalau ia dipakai dengan erti "Kami menjadikan mu'jizat yang pernah diberikan kepada nabi terdahulu tidak begitu diperlukan kerana perubahan zaman yang telah berlaku. Manusia di zaman kemudian lebih memerlukan kepada mu'jizat lain sebagai gantinya. Dan sebaik-baik gantinya ialah al-quran, satu mu'jizat yang hidup dan akan terus kekal walaupun pembawanya sudah tiada nanti.

Dalil kedua mereka ialah firman Allah berikut:

An-Nahl 16:101
وَإِذَا بَدَّلْنَآ ءَايَةً مَّكَانَ ءَايَةٍۙ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُنَزِّلُ قَالُوٓا۟ إِنَّمَآ أَنتَ مُفْتَرٍۭۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ 
Bermaksud: Dan apabila Kami tukarkan satu ayat menggantikan ayat yang lain dan Allah memang mengetahui akan apa yang Dia turunkan, - berkatalah mereka (yang kafir): Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) hanyalah seorang pendusta; (padahal Nabi Muhammad tidak berdusta) bahkan kebanyakan mereka tidakmengetahui hakikat yang sebenarnya. (an-Nahl:101).

Kata orang-orang yang menerima konsep nasakh ayat hukum di dalam al-Qur'an, ayat 101 Surah an-Nahl ini jelas menunjukkan adanya penukaran satu ayat dengan ayat
yang lain. Itulah sebenarnya yang dikatakan nasakh. Antara bukti yang menunjukkan perkataan Li yang tersebut di dalam ayat ini ialah ayat al-Qur'an, bukan mu'jizat atau
syari'at yang lalu ialah firman Allah di dalamnya bahawa:والله أعلم بما ينزل Bermaksud:"dan Allah memang mengetahui akan apa yang Dia turunkan". Tentulah apa yang diturunkan oleh Allah itu berupa ayat-ayat al-Qur'an, kerana ayat-ayat al-Qur'anlah yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w.

Ayat seterusnya juga membuktikan apa yang diturunkan oleh Allah seperti tersebut didalam ayat 101 itu ialah ayat-ayat al-Qur'an. Lihat ayat berkenaan di bawah ini:

An-Nahl 16:102
قُلْ نَزَّلَهُۥ رُوحُ ٱلْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِٱلْحَقِّ لِيُثَبِّتَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ 
Bermaksud: Katakanlah (wahai Muhammad): "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang
telah beriman, dan untuk menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang Islam. (an-Nahl:102).

Bukankah Jibril menurunkan al-Qur'an dalam bentuk ayat-ayat kepada Rasulullah s.a.w.? Nah! Itulah bukti ayat yang ditukar oleh Allah sebagai ganti kepada ayat yang
lain itu bermaksud ayat al-Qur'an, bukan mu'jizat atau syari'at nabi-nabi dan rasul-rasul yang lalu.

Bantahan Terhadap Dalil Kedua.
Dalil kedua ini dipertikaikan juga oleh golongan ketiga. Bagi mereka, tidak ada petunjuk jelas di dalam ayat 101 dan 102 Surah an-Nahl itu yang menunjukkan sesuatu ayat hukum apabila dimansukh oleh Allah, ia diganti dengan ayat hukum yang lain pula olehNya!

Di bawah ini dikemukakan beberapa alasan golongan ketiga dalam menolak pemahaman golongan kedua terhadap ayat berkenaan:
(a) Ketika membincangkan dalil pertama sebelum ini telah pun disebutkan bahawa perkataan آية  - di dalam al-Qur'an tidak semestinya dipakai dengan erti ayat al-Qur'an sahaja. Ia dengan erti ayat al-Qur'an adalah salah satu istilah yang baru diperkenalkan oleh Islam. Jika dilihat kepada penggunaan perkataan itu di dalam al-Qur'an, maka
lebih banyak lagi ia telah dipakai dengan erti-ertinya yang lain menurut bahasa 'Arab. Dan itulah merupakan ma'na-ma'na asalnya. Salah satunya ialah tanda kebesaran
Allah atau mu'jizat.

Perkataan آية  - telah digunakan sebanyak 86 kali di dalam al-Qur'an  yang dipertikaikan sama ada ia dipakai dengan erti ayat al-Qur'an atau lain-lain erti hanyalah dua ayat ini sahaja (ayat 106 Surah al-Baqarah dan ayat 101 Surah an-Nahl ini). Adapun yang lain-lain semuanya disepakati tentang ia sememangnya telah dipakai dengan erti (الآية الكونية) atau tanda-tanda kebesaran Allah pada alam semesta. Termasuk juga di dalamnya mu'jizat-mu'jizat yang diberikan oleh Allah kepada nabi-nabi dan rasul-rasulNya.

(b) Silap sekali mengatakan bahawa apabila Allah berfirman di dalam ayat 101-102 itu yang bermaksud "Allah memang mengetahui akan apa yang Dia turunkan", dan Ruhul Qudus (Jibril) pula yang menurunkannya, maka tentulah yang diturunkan oleh Allah itu berupa ayat-ayat al- Qur'an. Kerana Jibril hanya menurunkan ayat-ayat al-Qur'an sahaja kepada Nabi s.a.w.

Anggapan seperti itu nyata sekali silapnya, kerana Jibril bukan ditugaskan untuk menurunkan ayat-ayat al-Qur'an sahaja kepada Nabi kita Muhammad s.a.w.
Bukankah Jibril pernah turun kepada Nabi s.a.w. sekembalinya baginda daripada berda'wah di Ta'if, dan penduduknya tidak menyambut baik da'wah yang
disampaikan oleh baginda, sebaliknya mereka telah menghina dan memukul baginda?
Pada ketika itu bukankah Jibril berkata kepada baginda: "Ini malaikat yang menjaga bukit-bukau. Ia dihantar oleh Allah untukmu." Lalu malaikat itu berkata, "Jika engkau mahu aku hempapkan saja dua buah bukit besar yang keras ini ke atas mereka, niscaya akan ku lakukan." Tetapi Nabi s.a.w. menghalangnya berbuat begitu, baginda sebaliknya berkata, "Bahkan aku berharap Allah akan mengeluarkan daripada sulbi-sulbi mereka orang-orang yang akan menyembah Allah semata-mata dalam keadaan
tidak menyengutukanNya dengan sesuatu yang lain."?

(c) Memang tidak dinafikan bahawa Jibril-lah yang menurunkan ayat-ayat al-Qur'an kepada Rasulullah s.a.w. Tetapi perkataan آية  yang digunakan di dalam ayat 101
sekarang tidaklah ditujukan kepada ayat tertentu di dalam al-Qur'an, sebaliknya ia bererti al-Qur'an itu sendiri sebagai mu'jizat daripada Allah yang menunjukkan kebesaranNya.

(d) Ayat ini tidak sesuai langsung untuk dikaitkan dengan ayat-ayat hukum yang dimansukhkan, kerana ia merupakan ayat Makkiyyah dan sememangnya ia terletak didalam Surah an-Nahl yang menrpakan salah satu surah Makkiyyah. Sedangkan ayat-ayat hukum secara umumnya diturunkan di Madinah. Ia sepatutnya terdapat di dalam
surah-surah Madaniyyah. Hukum apa agaknya yang telah dimansukhkan di Mekah sehingga perlu diturunkan ayat yang bercerita tentang kewajaran pemansukhannya?!

(e) Perkataan آية yang tersebut di dalam ayat 101 Surah an-Nahl ini lebih sesuai dikaitkan dengan al-Qur'an itu sendiri sebagai mu'jizat yang dipertikaikan oleh
orang-orang kafir pada masa itu. Orang-orang kafir semasa menuntut dan mencabar Nabi s.a.w. mengemukakan kepada mereka mu'jizat-mu'jizat zahir seperti yang
pernah diberikan kepada Nabi Musa dan 'Isa dahulu, jika baginda benar-benar rasul Allah sebagaimana yang dida'wa oleh baginda. Sebagai buktinya lihatlah firman
Allah di bawah ini:

Al-Isra' 17:89
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا لِلنَّاسِ فِى هَٰذَا ٱلْقُرْءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٍ فَأَبَىٰٓ أَكْثَرُ ٱلنَّاسِ إِلَّا كُفُورًا 

Al-Isra' 17:90
وَقَالُوا۟ لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ تَفْجُرَ لَنَا مِنَ ٱلْأَرْضِ يَنۢبُوعًا 

Al-Isra' 17:91
أَوْ تَكُونَ لَكَ جَنَّةٌ مِّن نَّخِيلٍ وَعِنَبٍ فَتُفَجِّرَ ٱلْأَنْهَٰرَ خِلَٰلَهَا تَفْجِيرًا 

Al-Isra' 17:92
أَوْ تُسْقِطَ ٱلسَّمَآءَ كَمَا زَعَمْتَ عَلَيْنَا كِسَفًا أَوْ تَأْتِىَ بِٱللَّهِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ قَبِيلًا 

Al-Isra' 17:93

أَوْ يَكُونَ لَكَ بَيْتٌ مِّن زُخْرُفٍ أَوْ تَرْقَىٰ فِى ٱلسَّمَآءِ وَلَن نُّؤْمِنَ لِرُقِيِّكَ حَتَّىٰ تُنَزِّلَ عَلَيْنَا كِتَٰبًا نَّقْرَؤُهُۥۗ قُلْ سُبْحَانَ رَبِّى هَلْ كُنتُ إِلَّا بَشَرًا رَّسُولًا 
Al-Isra' 17:94
وَمَا مَنَعَ ٱلنَّاسَ أَن يُؤْمِنُوٓا۟ إِذْ جَآءَهُمُ ٱلْهُدَىٰٓ إِلَّآ أَن قَالُوٓا۟ أَبَعَثَ ٱللَّهُ بَشَرًا رَّسُولًا 

Bermaksud: Dan sesungguhnya Kami telah menerangkan berulang-ulang kepada manusia, di dalam Al-Quran ini, dengan berbagai-bagai contoh perbandingan (yang
mendatangkan iktibar); dalam pada itu, kebanyakan manusia tidak mahu menerima selain dari kekufuran. (89). Dan mereka berkata: Kami tidak sekali-kali akan beriman
kepadamu (wahai Muhammad), sehingga engkau memancarkan mata air dari bumibagi Kami. (90). 
Atau (sehingga) engkau mempunyai kebun dari pohon- pohon tamar dan anggur, kemudian engkau mengalirkan sungai-sungai dari celah-celahnya dengan aliran yang terpancar terus-menerus. (91). 
Atau (sehingga) engkau gugurkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana yang engkau katakan (akan berlaku); atau (sehingga) engkau bawakan Allah dan malaikat untuk kami menyaksikannya. (92).
Atau (sehingga) engkau mempunyai sebuah rumah terhias dari emas; atau (sehingga) engkau naik ke langit dan kami tidak sekali-kali akan percaya tentang kenaikanmu ke
langit sebelum engkau turunkan kepada kami sebuah kitab yang dapat kami membacanya. Katakanlah (wahai Muhammad): Maha Suci Tuhanku! Bukankah aku
ini hanya seorang manusia yang menjadi Rasul? (93). 
Dan tiadalah yang menghalang orang-orang musyrik itu dari beriman ketika datang kepada mereka hidayat petunjuk,
melainkan (keingkaran mereka tentang manusia menjadi Rasul, sehingga) mereka berkata dengan hairan: Patutkah Allah mengutus seorang manusia menjadi Rasul?
(94). (al-Israa' :89-94)

(f) Firman Allah di dalam ayat 101 Surah an-Nahl ini merupakan penolakan terhadap permintaan orang-orang kafir supaya Nabi s.a.w. membawa kepada mereka Qur'an
yang lain atau baginda menukarnya dengan sesuatu yang lain. Justeru itu adalah suatu yang sia-sia saja. Lihat bagaimana Allah menggambarkan permintaan mereka yang bukan-bukan itu di dalam firmanNya ini:

Yunus 10:15
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُنَا بَيِّنَٰتٍۙ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا ٱئْتِ بِقُرْءَانٍ غَيْرِ هَٰذَآ أَوْ بَدِّلْهُۚ قُلْ مَا يَكُونُ لِىٓ أَنْ أُبَدِّلَهُۥ مِن تِلْقَآئِ نَفْسِىٓۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّۖ إِنِّىٓ أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّى عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ 
Bermaksud: Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas nyata,berkatalah orang-orang yang tidak menaruh ingatan menemui Kami (untuk menerima balasan): Bawalah Quran yang lain daripada ini atau tukarkanlah dia. Katakanlah (wahai Muhammad): Aku tidak berhak menukarkannya dengan kemahuanku sendiri,
aku hanya tetap menurut apa yang diwahyukan kepadaku sahaja. Sesungguhnya aku takut, jika aku menderhaka kepada Tuhanku, akan azab hari yang besar (soaljawabnya). (Yunus:15).

(g) Sesetengah 'ulama' pula berpendapat, perkataan  آية yang tersebut di dalam ayat 101 Surah an-Nahl itu bererti syari'at. Syari'at para nabi dan rasul itulah yang ditukar oleh Allah dari semasa ke semasa. Ia menggambarkan kemusykilan orang-orang kafir, khususnya Ahlil Kitab dari kalangan Yahudi yang mengamalkan hukum-hukum Kitab Taurat bahawa bagaimana Muhammad boleh menghalalkan sesuatu yang diharamkan oleh syari'at Nabi Musa dahulu, jika baginda benar-benar rasul yang diutuskan oleh Allah. Bagaimana boleh terdapat perbedaan di antara dua orang rasul yang diutuskan, sedangkan mereka membawa wahyu daripada Tuhan yang sama? Hakikat ini dapat dilihat pada firman Allah di dalam Surah al-An'aam yang jugamerupakan surah Makkiyyah. Allah berfirman:

Al-An'am 6:145
قُل لَّآ أَجِدُ فِى مَآ أُوحِىَ إِلَىَّ مُحَرَّمًا عَلَىٰ طَاعِمٍ يَطْعَمُهُۥٓ إِلَّآ أَن يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَّسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنزِيرٍ فَإِنَّهُۥ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ ٱللَّهِ بِهِۦۚ فَمَنِ ٱضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ 
Al-An'am 6:146

وَعَلَى ٱلَّذِينَ هَادُوا۟ حَرَّمْنَا كُلَّ ذِى ظُفُرٍۖ وَمِنَ ٱلْبَقَرِ وَٱلْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُومَهُمَآ إِلَّا مَا حَمَلَتْ ظُهُورُهُمَآ أَوِ ٱلْحَوَايَآ أَوْ مَا ٱخْتَلَطَ بِعَظْمٍۚ ذَٰلِكَ جَزَيْنَٰهُم بِبَغْيِهِمْۖ وَإِنَّا لَصَٰدِقُونَ 

Al-An'am 6:147

فَإِن كَذَّبُوكَ فَقُل رَّبُّكُمْ ذُو رَحْمَةٍ وَٰسِعَةٍ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهُۥ عَنِ ٱلْقَوْمِ ٱلْمُجْرِمِينَ 

Bermaksud: Katakanlah (wahai Muhammad): Aku tidak dapati dalam apa yang telah diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya melainkan kalau benda itu bangkai atau darah yang mengalir atau daging babi kerana sesungguhnyaia adalah kotor atau sesuatu yang dilakukan secara fasik, iaitu binatang yang disembelih atas nama yang lain dari Allah. Kemudian sesiapa yang terpaksa (memakannya kerana darurat) sedang dia tidak mengingininya dan tidak melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (145). 
Dan Kami haramkan atas orang-orang Yahudi segala
binatang yang berkuku dan dari lembu dan kambing'pula Kami haramkan kepada mereka lemaknya" kecuali (lemak) yang ada pada belakangnya atau yang menyelaputi
perkakas dalam perutnya atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah  Kami balas mereka dengan sebab kederhakaan mereka dan sesungguhnya Kamilah yang
benar. (146). 
Kemudian jika mereka mendustakanmu (wahai Muhammad) maka katakanlah: Tuhan kamu mempunyai rahmat yang luas melimpah-ruah dan. azab seksa yang tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa. (147). (al-An'aam:145-147).

301


Tafsir asas quran nota 9(301)18

Tafsir asas quran nota 9(301)18

fasik, iaitu binatang yang disembelih atas nama yang lain dari Allah. Kemudian sesiapa yang terpaksa (memakannya kerana darurat) sedang dla tidak mengingininya dan tidak melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (145). 
Dan Kami haramkan atas orang-orang Yahudi segala
binatang yang berkuku dan dari lembu dan kambing'pula Kami haramkan kepada mereka lemaknya" kecuali (lemak) yang ada pada belakangnya atau yang menyelaputi
perkakas dalam perutnya atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah  Kami balas mereka dengan sebab kederhakaan mereka dan sesungguhnya Kamilah yang
benar. (146). 
Kemudian jika mereka mendustakanmu (wahai Muhammad) maka katakanlah: Tuhan kamu mempunyai rahmat yang luas melimpah-ruah dan. azab seksa yang tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa. (147). (al-An'aam:145-147).

301

Tafsir asas quran nota 9(299)18

Tafsir asas quran nota 9(299)18

Al-Isra' 17:89
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا لِلنَّاسِ فِى هَٰذَا ٱلْقُرْءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٍ فَأَبَىٰٓ أَكْثَرُ ٱلنَّاسِ إِلَّا كُفُورًا 

Al-Isra' 17:90
وَقَالُوا۟ لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ تَفْجُرَ لَنَا مِنَ ٱلْأَرْضِ يَنۢبُوعًا 

Al-Isra' 17:91
أَوْ تَكُونَ لَكَ جَنَّةٌ مِّن نَّخِيلٍ وَعِنَبٍ فَتُفَجِّرَ ٱلْأَنْهَٰرَ خِلَٰلَهَا تَفْجِيرًا 

Al-Isra' 17:92
أَوْ تُسْقِطَ ٱلسَّمَآءَ كَمَا زَعَمْتَ عَلَيْنَا كِسَفًا أَوْ تَأْتِىَ بِٱللَّهِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ قَبِيلًا 

Al-Isra' 17:93

أَوْ يَكُونَ لَكَ بَيْتٌ مِّن زُخْرُفٍ أَوْ تَرْقَىٰ فِى ٱلسَّمَآءِ وَلَن نُّؤْمِنَ لِرُقِيِّكَ حَتَّىٰ تُنَزِّلَ عَلَيْنَا كِتَٰبًا نَّقْرَؤُهُۥۗ قُلْ سُبْحَانَ رَبِّى هَلْ كُنتُ إِلَّا بَشَرًا رَّسُولًا 
Al-Isra' 17:94
وَمَا مَنَعَ ٱلنَّاسَ أَن يُؤْمِنُوٓا۟ إِذْ جَآءَهُمُ ٱلْهُدَىٰٓ إِلَّآ أَن قَالُوٓا۟ أَبَعَثَ ٱللَّهُ بَشَرًا رَّسُولًا 

Bermaksud: Dan sesungguhnya Kami telah menerangkan berulang-ulang kepada manusia, di dalam Al-Quran ini, dengan berbagai-bagai contoh perbandingan (yang
mendatangkan iktibar); dalam pada itu, kebanyakan manusia tidak mahu menerima selain dari kekufuran. (89). Dan mereka berkata: Kami tidak sekali-kali akan beriman
kepadamu (wahai Muhammad), sehingga engkau memancarkan mata air dari bumibagi Kami. (90). 
Atau (sehingga) engkau mempunyai kebun dari pohon- pohon tamar dan anggur, kemudian engkau mengalirkan sungai-sungai dari celah-celahnya dengan aliran yang terpancar terus-menerus. (91). 
Atau (sehingga) engkau gugurkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana yang engkau katakan (akan berlaku); atau (sehingga) engkau bawakan Allah dan malaikat untuk kami menyaksikannya. (92).
Atau (sehingga) engkau mempunyai sebuah rumah terhias dari emas; atau (sehingga) engkau naik ke langit dan kami tidak sekali-kali akan percaya tentang kenaikanmu ke
langit sebelum engkau turunkan kepada kami sebuah kitab yang dapat kami membacanya. Katakanlah (wahai Muhammad): Maha Suci Tuhanku! Bukankah aku
ini hanya seorang manusia yang menjadi Rasul? (93). 
Dan tiadalah yang menghalang orang-orang musyrik itu dari beriman ketika datang kepada mereka hidayat petunjuk,
melainkan (keingkaran mereka tentang manusia menjadi Rasul, sehingga) mereka berkata dengan hairan: Patutkah Allah mengutus seorang manusia menjadi Rasul?
(94). (al-Israa' :89-94)

(f) Firman Allah di dalam ayat 101 Surah an-Nahl ini merupakan penolakan terhadap permintaan orang-orang kafir supaya Nabi s.a.w. membawa kepada mereka Qur'an
yang lain atau baginda menukarnya dengan sesuatu yang lain. Justeru itu adalah suatu yang sia-sia saja. Lihat bagaimana Allah menggambarkan permintaan mereka yang bukan-bukan itu di dalam firmanNya ini:

299

Tafsir asas quran nota 9(298)18

Tafsir asas quran nota 9(298)18

Anggapan seperti itu nyata sekali silapnya, kerana Jibril bukan ditugaskan untuk menurunkan ayat-ayat al-Qur'an sahaja kepada Nabi kita Muhammad s.a.w.
Bukankah Jibril pernah turun kepada Nabi s.a.w. sekembalinya baginda daripada berda'wah di Ta'if, dan penduduknya tidak menyambut baik da'wah yang
disampaikan oleh baginda, sebaliknya mereka telah menghina dan memukul baginda?
Pada ketika itu bukankah Jibril berkata kepada baginda: "Ini malaikat yang menjaga bukit-bukau. Ia dihantar oleh Allah untukmu." Lalu malaikat itu berkata, "Jika engkau mahu aku hempapkan saja dua buah bukit besar yang keras ini ke atas mereka, niscaya akan ku lakukan." Tetapi Nabi s.a.w. menghalangnya berbuat begitu, baginda sebaliknya berkata, "Bahkan aku berharap Allah akan mengeluarkan daripada sulbi-sulbi mereka orang-orang yang akan menyembah Allah semata-mata dalam keadaan
tidak menyengutukanNya dengan sesuatu yang lain."?

(c) Memang tidak dinafikan bahawa Jibril-lah yang menurunkan ayat-ayat al-Qur'an kepada Rasulullah s.a.w. Tetapi perkataan آية  yang digunakan di dalam ayat 101
sekarang tidaklah ditujukan kepada ayat tertentu di dalam al-Qur'an, sebaliknya ia bererti al-Qur'an itu sendiri sebagai mu'jizat daripada Allah yang menunjukkan kebesaranNya.

(d) Ayat ini tidak sesuai langsung untuk dikaitkan dengan ayat-ayat hukum yang dimansukhkan, kerana ia merupakan ayat Makkiyyah dan sememangnya ia terletak didalam Surah an-Nahl yang menrpakan salah satu surah Makkiyyah. Sedangkan ayat-ayat hukum secara umumnya diturunkan di Madinah. Ia sepatutnya terdapat di dalam
surah-surah Madaniyyah. Hukum apa agaknya yang telah dimansukhkan di Mekah sehingga perlu diturunkan ayat yang bercerita tentang kewajaran pemansukhannya?!

(e) Perkataan آية yang tersebut di dalam ayat 101 Surah an-Nahl ini lebih sesuai dikaitkan dengan al-Qur'an itu sendiri sebagai mu'jizat yang dipertikaikan oleh
orang-orang kafir pada masa itu. Orang-orang kafir semasa menuntut dan mencabar Nabi s.a.w. mengemukakan kepada mereka mu'jizat-mu'jizat zahir seperti yang
pernah diberikan kepada Nabi Musa dan 'Isa dahulu, jika baginda benar-benar rasul Allah sebagaimana yang dida'wa oleh baginda. Sebagai buktinya lihatlah firman
Allah di bawah ini:

298

Tafsir asas quran nota 9(297)18

Tafsir asas quran nota 9(297)18

Bukankah Jibril menurunkan al-Qur'an dalam bentuk ayat-ayat kepada Rasulullah s.a.w.? Nah! Itulah bukti ayat yang ditukar oleh Allah sebagai ganti kepada ayat yang
lain itu bermaksud ayat al-Qur'an, bukan mu'jizat atau syari'at nabi-nabi dan rasul-rasul yang lalu.

Bantahan Terhadap Dalil Kedua.
Dalil kedua ini dipertikaikan juga oleh golongan ketiga. Bagi mereka, tidak ada petunjuk jelas di dalam ayat 101 dan 102 Surah an-Nahl itu yang menunjukkan sesuatu ayat hukum apabila dimansukh oleh Allah, ia diganti dengan ayat hukum yang lain pula olehNya!

Di bawah ini dikemukakan beberapa alasan golongan ketiga dalam menolak pemahaman golongan kedua terhadap ayat berkenaan:
(a) Ketika membincangkan dalil pertama sebelum ini telah pun disebutkan bahawa perkataan آية  - di dalam al-Qur'an tidak semestinya dipakai dengan erti ayat al-Qur'an sahaja. Ia dengan erti ayat al-Qur'an adalah salah satu istilah yang baru diperkenalkan oleh Islam. Jika dilihat kepada penggunaan perkataan itu di dalam al-Qur'an, maka
lebih banyak lagi ia telah dipakai dengan erti-ertinya yang lain menurut bahasa 'Arab. Dan itulah merupakan ma'na-ma'na asalnya. Salah satunya ialah tanda kebesaran
Allah atau mu'jizat.

Perkataan آية  - telah digunakan sebanyak 86 kali di dalam al-Qur'an. yang dipertikaikan sama ada ia dipakai dengan erti ayat al-Qur'an atau lain-lain erti hanyalah dua ayat ini sahaja (ayat 106 Surah al-Baqarah dan ayat 101 Surah an-Nahl ini). Adapun yang lain-lain semuanya disepakati tentang ia sememangnya telah dipakai dengan erti (الآية الكونية) atau tanda-tanda kebesaran Allah pada alam semesta. Termasuk juga di dalamnya mu'jizat-mu'jizat yang diberikan oleh Allah kepada nabi-nabi dan rasul-rasulNya.

(b) Silap sekali mengatakan bahawa apabila Allah berfirman di dalam ayat 101-102 itu yang bermaksud "Allah memang mengetahui akan apa yang Dia turunkan", dan Ruhul Qudus (Jibril) pula yang menurunkannya, maka tentulah yang diturunkan oleh Allah itu berupa ayat-ayat al- Qur'an. Kerana Jibril hanya menurunkan ayat-ayat al-Qur'an sahaja kepada Nabi s.a.w.

297

Tafsir asas quran nota 9(296)18

Tafsir asas quran nota 9(296)18

sesuatu yang telah lampau pada masa lalu yang agak lama. Demikian juga kalau ia dipakai dengan erti "Kami menjadikan mu'jizat yang pernah diberikan kepada nabi
terdahulu tidak begitu diperlukan kerana perubahan zarnan yang telah berlaku. Manusia di zaman kemudian lebih memerlukan kepada mu'jizat lain sebagai gantinya. Dan sebaik-baik gantinya ialah al-quran, satu mu'jizat yang hidup dan akan terus kekal walaupun pembawanya sudah tiada nanti.

Dalil kedua mereka ialah firman Allah berikut:

An-Nahl 16:101
وَإِذَا بَدَّلْنَآ ءَايَةً مَّكَانَ ءَايَةٍۙ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُنَزِّلُ قَالُوٓا۟ إِنَّمَآ أَنتَ مُفْتَرٍۭۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ 
Bermaksud: Dan apabila Kami tukarkan satu ayat menggantikan ayat yang lain dan Allah memang mengetahui akan apa yang Dia turunkan, - berkatalah mereka (yang kafir): Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) hanyalah seorang pendusta; (padahal Nabi Muhammad tidak berdusta) bahkan kebanyakan mereka tidakmengetahui hakikat yang sebenarnya. (an-Nahl:101).

Kata orang-orang yang menerima konsep nasakh ayat hukum di dalam al-Qur'an, ayat 101 Surah an-Nahl ini jelas menunjukkan adanya penukaran satu ayat dengan ayat
yang lain. Itulah sebenarnya yang dikatakan nasakh. Antara bukti yang menunjukkan perkataan Li yang tersebut di dalam ayat ini ialah ayat al-Qur'an, bukan mu'jizat atau
syari'at yang lalu ialah firman Allah di dalamnya bahawa:والله أعلم بما ينزل Bermaksud:"dan Allah memang mengetahui akan apa yang Dia turunkan". Tentulah apa yang diturunkan oleh Allah itu berupa ayat-ayat al-Qur'an, kerana ayat-ayat al-Qur'anlah yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w.

Ayat seterusnya juga membuktikan apa yang diturunkan oleh Allah seperti tersebut didalam ayat 101 itu ialah ayat-ayat al-Qur'an. Lihat ayat berkenaan di bawah ini:

An-Nahl 16:102
قُلْ نَزَّلَهُۥ رُوحُ ٱلْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِٱلْحَقِّ لِيُثَبِّتَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ 
Bermaksud: Katakanlah (wahai Muhammad): "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang
telah beriman, dan untuk menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang Islam. (an-Nahl:102).

296

Tafsir asas quran nota 9(295)18

Tafsir asas quran nota 9(295)18

Membawa ayat al-Qur'an lain sebagai ganti yang setara dengan yang sedia ada juga suatu perbuatan yang sia-sia. Kerana kalau ia sudah baik, untuk apa digantinya
dengan ayat lain yang sama saja daripada segi kebaikan dengannya?

(f) Rangkai kata أوننسها (atau Kami melupakan manusia kepadanya) yang terdapat didalam ayat yang sama (ayat 106 Surah al-Baqarah) juga akan menimbulkan banyak
kemusykilan jika perkataan Kami "nasakhkan" yang tersebut sebelumnya dipakai dengan erti menasakhkan mana-mana ayat al-Qur'an, terutamanya ayat hukum!
Manusia manakah yang Allah lupakan ayat yang dikatakan telah mansukh itu? Kalau manusia yang dimaksudkan di situ ialah kita para umat, maka jelas sekali tidak benarnya. Kerana semua orang tahu dan ingat ayat yang dimansukhkan, seperti juga ayat yang memansukhkannya. Kalau tidak ingat bagaimana ia boleh disebutkan,
malah dibincangkan?! Jika dikatakan orang yang Allah lupakan dia terhadap ayat al-Quran yang dimansukhkan itu ialah Rasulullah s.a.w. sendiri sebagaimana yang
terdapat dalam sesetengah riwayat, maka ia juga jelas bercanggah dengan kenyataan. Kerana telah dikatakan Nabi s.a.w. sendirilah yang memberitahu tentang
kemansukhannya. Kalau baginda betul-betul telah terlupa, bagaimana baginda dapat menceritakan pula kepada para sahabat?! Selain itu ia juga bercanggah dengan firman
Allah yang memberi jaminan akan menjaga dan mengingatkan Nabi s.a.w. akan apa yang diwahyukan kepadanya! Lihat sebagai contohnya firman Allah berikut:

Al-Qiyamah 75:16
لَا تُحَرِّكْ بِهِۦ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِۦٓ 
Al-Qiyamah 75:17
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُۥ وَقُرْءَانَهُۥ 
Al-Qiyamah 75:18
فَإِذَا قَرَأْنَٰهُ فَٱتَّبِعْ قُرْءَانَهُۥ 
Al-Qiyamah 75:19
ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُۥ 
Bermaksud: Janganlah engkau (wahai Muhammad) Kerana hendakkan cepat menghafaz Quran yang diturunkan kepadamu menggerakkan lidahmu membacanya
(sebelum selesai dibacakan kepadamu). (16).
 Sesungguhnya Kamilah yang berkuasa mengumpulkan Al-Quran itu (dalam dadamu) dan menetapkan bacaannya (pada lidahmu); (17). 
Oleh itu, apabila Kami telah menyempurnakan bacaannya (kepadamu,dengan perantaraan Jibril), maka bacalah menurut bacaannya itu; (18). 
Kemudian,sesungguhnya kepada Kamilah terserah urusan menjelaskan kandungannya(yang memerlukan penjelasan). (19). (al-Qiyaamah: 16-19).

Jika anda memakainya dengan erti "Kami melupakan manusia terhadap mu'jizat yang pernah diberikan kepada mana-mana nabi terdahulu", maka dengan mudah saja ia
akan dapat difahami. Kerana sudah menjadi tabi'i manusia akan terlupa kepada


295